Jakarta Belum Pandai Kalahkan Bangkok

Jakarta Belum Bisa Kalahkan Bangkok
Monumen Nasional (Monas), Jakarta.(Antara)

GUBERNUR dan Wakil Gubernur DKI terpilih Pramono Anung-Rano Karno menargetkan Jakarta berada masuk 50 besar dalam Indeks Kota Dunia (IKG) pada 2029.

Ahli Tata Kota yang juga tergabung dalam Tim Transisi Pram-Rano Nirwono Joga mengatakan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI menargetkan Jakarta masuk di 58 besar. Tetapi, Pramono Percaya Jakarta Pandai masuk ke dalam 50 besar pada 2029 mendatang.

“Dari hitungannya Bappeda kemarin, mereka Tetap Percaya itu hanya di 58. Makanya tentu kan perlu terobosan nih, karena Mas Pram sudah bilang 50, Percepatan apa yang harus dilakukan supaya kita Pandai loncat Tengah dari 58 Sasaran Bappeda ke 50, itu PR utamanya,” kata Nirwono dalam acara Kick Off ‘Kemenangan Rakyat Jakarta’ Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Selasa (21/1).

Cek Artikel:  Anak Bos Toko Roti di Jaktim yang Aniaya Karyawan Orang Tuanya Ngaku Khilaf

Nirwono berujar, Jakarta Tetap berada di posisi 74 dalam IKG 2024. Posisi ini Membangun Jakarta berada di urutan 7 di ASEAN, kalah dibandingkan Singapura yang di urutan 7 dan Bangkok di 45.

“Manila 70, Kuala Lumpur 72. Nah, kalau kita ingat pada waktu kampanye kemarin, Mas Pram sudah menjanjikan tahun 2029 kita masuk 50 besar. Lompatannya cukup banyak,” ujar Nirwono.

“Tapi pertimbangannya lebih kepada kenapa kok 50 misalnya? Kok ambisius sekali? Tak. Karena patokannya Eksis di nomor 2, Bangkok, Bangkok itu di posisi 45. Kalau kita 50 Tetap realistis, Tetap oke,” sambungnya.

Cek Artikel:  Ini Penjelasan Polisi Terkait Video Viral SIM Jakarta

Oleh karena itu, dia berharap aktivitas bisnis di Jakarta harus bertaraf Global agar IKG Pandai tercapai. Kedua, kualitas sumber daya Insan juga berpengaruh dalam penghitungan IKG.

Elemen ketiga yang mempengaruhi IKG adalah pertukaran informasi dan pertukaran budaya. Terakhir, Elemen yang mempengaruhi IKG adalah interaksi politik. 

“Nah, pertukaran budaya itu apa? Kegiatan seni, olahraga. Ini tantangan terbesar buat Jakarta. Karena apa? Misalnya kasus misalnya, jangan Tamat kejadian Eksis konser bertaraf Global batal gara-gara demo sekelompok pihak. Eksis ormas demo, itu akan menurunkan Bilangan di pengalaman budaya,” ucap Nirwono.

“Pertandingan olahraga, misalnya. Harap Ampun kemarin, Eksis kesebelasan dari Israel, Lalu akhirnya batal, itu nggak Pandai kalau kita bicara di pertukaran budaya tadi, syarat Global Tak boleh dibataskan,” tambahnya. (Far/I-2)

 

Cek Artikel:  P3RSI Tetapkan Kepemimpinan Baru dalam Munas IV

Mungkin Anda Menyukai