Jagat Pewayangan Berduka, Ki Warsino Slank Tutup Usia

Jagat Pewayangan Berduka, Ki Warsino Slank Tutup Usia
Ki Warsino, dalang wayang kulit asal Surakarta, Jawa Tengah, meninggal dunia, Kamis (12/12/2024).(MI/Widjajadi)

JAGAT pakeliran berduka. Dalang wayang kulit kondang, Ki Warsino Slank, meninggal dunia pada Kamis (12/12). Mendiang Ki Warsino meninggal usai dirawat selama tiga hari di rumah sakit, karena mengalami serangan jantung.

Sedianya, almarhum pada 10 Desember akan berangkat umroh ke Tanah Bersih Serempak keluarga. Tetapi rencana itu batal, karena sehari sebelum keberangkatan, Warsino mendadak mengeluh sakit dan harus dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Solo.

“Doakan yang terbaik dan ikhlaskan ya Pakde, Bapak sudah dipundut (meninggal). Mugi swarga langgeng,” ungkap sedih Ki Amar Pradopo, 30, putra bungsu almarhum Ki Warseno kepada Media Indonesia di rumah duka Kampung Kranggan, Kelurahan Makamhaji, Kartosura, menjelang pemakaman.

Terlihat Pengageng Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegoro X, yang akrab dengan sapaan Gusti Bhre datang melayat ke rumah duka Serempak Wali Kota Solo terpilih, Respati Ardi.

“Kita kehilangan seniman besar hari ini. Karya pakeliran almarhum selama ini sangat menginspirasi dan akan Lalu dikenang para penggemar kesenian wayang purwo,” tukas Gusti Bhre.

Cek Artikel:  Menunggu Asa Reaktivasi Transportasi Kereta Api di Pantura Timur Jawa Tengah

Sahabat almarhum, Ki Wisnu Kisawa mengatakan, almarhum adalah seniman dalang yang sangat menjaga marwah wayang purwo sebagai kesenian yang harus Lalu dirawat Serempak, meski Era berubah. 

“Dalam banyak Obrolan, almarhum mengatakan, seni pedalangan dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan, seiring dengan perkembangan Era, manut Era kelakone, dan punya kekhasan tersendiri. Hal ini harus Lalu dirawat hingga tetap menjadi keseniab yang membumi Tamat Bilaman pun,” ungkap Ki Wisnu menyitir apa yang menjadi pandangan Ki Warsino Slank.

Almarhum Ki Warsino yang lahir pada 18 Juni 1965, menekuni jagat pakeliran wayang kulit. Bersamaan dengan itu, dirinya dinobatkan sebagai dalang favorit lewat festival dalang muda di Alun-Alun Lor Keraton Kasunanan pada pertengahan 1980-an.

Setelahnya, pada Dasa warsa 90-an, adik maestro dalang Ki Anom Suroto ini mencoba menggabungkan unsur musik kesenian barat dalam pertunjukan panggungnya sebagai upaya menarik minat generasi muda kala itu agar mendekat dan mencintai wayang kulit. 

Cek Artikel:  Momen Saka Tatal Lakukan Sumpah Pocong di Padepokan Akbar Amparan Jati Cirebon

Ia memperoleh julukan sebagai ‘Dalang Slank’, sehingga kemudian kondang dengan nama Warsino Slank. 

“Ya eksplorasi kala remaja remaja itu dalam upaya mencari bentuk, sekaligus merangsang kalangan milenial Era saya, agar mendekat dan mencintai kesenian wayang,” tutur almarhum kepada Media Indonesia seusai dinyatakan lulus ujian disertasi gelar doktor di Fakultas Ekonomi UNS pada 9 November 2022. 

Almarhum mengaku, seiring bertambahnya umur, gaya pewayangan hura-hura itu harus dikembalikan pada proporsi pakem dan hakikat wayang sebagai kesenian yang bukan sekadar sebagai hiburan, Tetapi juga merupakan tuntunan.

Almarhum Ki Warsino Demi berdiskusi dengan Wakil Ketua MPR RI Lestari ‘Rerie’ Moeedijat di Sanggar Warseno Slank pada 17 November Lewat, juga kembali menegaskan sikapnya Buat Lalu membumikan pertunjukan wayang kulit di tengah tekanan kebudayaan asing yang sulit dibendung.

Cek Artikel:  Suami yang Bacok Istri Mengenakan Parang di Blitar Ditangkap

Almarhum siap membantu lembaga MPR dalam konsep kebangsaan, Buat Membangun kesenian wayang tetap menjadi bagian kehidupan masyarakat. Pesan kuat yang disampaikan Ki Warsino sebulan silam, bahwa kesenian wayang Bisa menjadi industri terbesar di dunia, yang negara lain Tak punya.

Menurut almarhum, di tengah masifnya infiltrasi kebudayaan asing, kesenian wayang itu juga Membangun penasaran masyarakat Mendunia. “Asal Mula wayang itu Bisa kasat mata atau Tak kasat mata. Itu yang dicari, tinggal bagaimana kalangan seniman pedalangan Bisa menyikapi dan menangkap Kesempatan itu,” kata Warsino yang layak menjadi Amanat bagi komunitas pedalangan itu.

Semoga pesan penuh Maksud itu, menjadi kunci dalam membumikan dan mengembangkan kesenian wayang purwo di Indonesia. Sugeng tindak Ki Warsino Slank, swarga langgeng. (WJ/J-3)

Mungkin Anda Menyukai