Jadwal Tur Paus Fransiskus Selama di Indonesia hingga Singapura

Jadwal Tur Paus Fransiskus Selama di Indonesia hingga Singapura
Paus Fransiskus akan memulai perjalanan terpanjang, terjauh dan mungkin paling menantang dalam masa kepausannya ketika ia memulai tur Asia-Pasifik selama 12 hari.(dok.MI)

PEMIMPIN Umat Katolik, Paus Fransiskus akan memulai perjalanan terpanjang, terjauh dan mungkin paling menantang dalam masa kepausannya ketika ia memulai tur Asia-Pasifik selama 12 hari. Kehadirannya diharapkan menyoroti ancaman lingkungan, menekankan dialog antaragama dan memperkuat pentingnya Asia bagi gereja Katolik.

Pria berusia 87 tahun ini akan berangkat pada Senin (2/8) dalam tur ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Timur dan Singapura, perjalanan yang akan menempuh jarak lebih dari 20 ribu mil melalui udara. Awalnya direncanakan pada 2020 namun ditunda karena pandemi virus corona.

Kunjungannya ini dipandang sebagai pengakuan akan pentingnya Asia, salah satu dari sedikit tempat di mana gereja bertumbuh dalam hal umat beriman baptis dan panggilan religius. Paus Fransiskus dijadwalkan menjadi headline di lebih dari 40 acara selama tur ambisius tersebut.

Baca juga : KTT ASEAN Digelar Besok, Menlu RI: Bahas Krisis Myanmar

“Ini adalah unjuk kekuatan Paus Fransiskus,” kata Massimo Faggioli, seorang akademisi Italia, dilansir Guardian, Senin (2/9).

Cek Artikel:  Ini Penyebab Gencatan Senjata di Gaza Sulit Terwujud

Direktur Program Indo-Pasifik di Wilson Center di Washington, Shihoko Goto mengatakan kunjungan tersebut, yang dilakukan ketika Paus sedang berjuang mengatasi masalah kesehatan, menunjukkan banyak hal tentang pentingnya strategis Asia bagi gereja. Kunjungan pertama Paus Fransiskus adalah Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

Paus akan mengunjungi masjid utama di Jakarta dan diperkirakan akan mengunjungi fitur unik yang dibangun pada tahun 2020 sebagai simbol kerukunan beragama, yakni terowongan persahabatan bawah tanah yang menghubungkan masjid tersebut dengan katedral Katolik di negara tersebut. Ia akan didampingi Imam Besar Nasaruddin Umar dan keduanya rencananya nantinya akan mengikuti acara silaturahmi lintas agama. Paus Fransiskus, yang pada tahun 2019 menjadi Paus pertama yang mengunjungi semenanjung Arab, telah lama mengisyaratkan bahwa dialog Katolik-muslim adalah sebuah prioritas.

Baca juga : Tim DKI Kendali Seleksi Timnas Kickboxing SEA Games 2021

Cek Artikel:  Putin Menggila, Rusia Tembak 200 Drone dan Rudal ke Ukraina

Paus juga dijadwalkan bertemu dengan presiden Indonesia yang akan segera berakhir masa jabatannya, Joko Widodo, dan mengadakan misa yang dihadiri sekitar 80 ribu orang lebih di stadion Jakarta. Di Papua Nugini, Paus Fransiskus akan bertemu misionaris dari negara asalnya, Argentina. 

Dia akan memanfaatkan penghentian tersebut untuk mengatasi ancaman perubahan iklim, dengan alasan tantangan seperti kenaikan permukaan air laut dan gelombang panas serta topan yang semakin parah. Dia kemudian akan berangkat ke Timor Timur untuk merayakan misa di lapangan terbuka tepi pantai yang sama tempat Paus Yohanes Paulus II mempersembahkan liturgi pada 1989. Mantan Paus ini kemudian dipuji karena membantu memberikan sorotan global terhadap pendudukan brutal di Indonesia.

Sebagai rumah bagi penduduk yang mayoritas beragama Katolik, Timor Timur mungkin akan memaksa Paus Fransiskus untuk menghadapi skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pendeta. Pada 2022, Vatikan mengonfirmasi bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi terhadap uskup Carlos Ximenes Belo, seorang pahlawan kemerdekaan Timor Timur, setelah tuduhan bahwa ia melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki pada tahun 1990an.

Cek Artikel:  Yunani Iming-imingi Investor Rintisan dengan Visa Emas

Enggak ada informasi apakah kunjungan Paus Fransiskus akan mencakup referensi mengenai Belo, yang tetap dihormati atas upayanya memenangkan kemerdekaan Timor Timur dari pemerintahan Indonesia. Kunjungan terakhir Paus adalah Singapura, tempat tiga perempat penduduknya berasal dari Tiongkok. Para analis menggambarkan penghentian tersebut sebagai bagian dari upaya Vatikan untuk meningkatkan hubungannya dengan Tiongkok, yang merupakan rumah bagi sekitar 12 juta umat Katolik.

Pekan lalu Vatikan melaporkan kepuasan mereka bahwa Tiongkok telah secara resmi mengakui uskup Tianjin, Melchior Shi Hongzhen, yang dilantik Vatikan pada 2019. Takhta Kudus menggambarkan pengakuan resmi Tiongkok terhadapnya berdasarkan hukum perdata sebagai buah positif dari dialog yang terjalin selama bertahun-tahun antara Tahta Kudus dan pemerintah Tiongkok. (I-2)

Mungkin Anda Menyukai