Liputanindo.id – Izin kegiatan study tour di sekolah Jawa Barat akan diperketat buntut kecelakaan maut yang menimpa murid dan guru SMK Lingga Kencana Depok, di Ciater, Subang.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, meminta bupati dan wali kota di Jabar Demi memperketat aturan tersebut, salah satu poinnya yakni study tour Kagak dilakukan ke luar kota.
Dalam surat edaran Lepas 12 Mei 2024, Bey menyatakan permintaan itu melingkupi jenjang prasekolah, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.
“Sehubungan hal tersebut, kami minta bupati dan wali kota mengimbau seluruh kepala satuan pendidikan di Seluruh jenjang pendidikan di masing-masing Distrik, Demi memperhatikan tiga hal,” kata Bey dalam edaran yang diterima di Bandung, Minggu kemarin.
Pertama, kegiatan study tour satuan pendidikan diimbau Demi dilaksanakan di dalam kota di lingkungan Distrik Provinsi Jabar, melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, dan destinasi wisata edukatif lokal, yang ditujukan Demi mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Provinsi Jabar, kecuali bagi satuan pendidikan yang sudah merencanakan dan melakukan kontrak kerja sama study tour yang dilaksanakan di luar Provinsi Jabar dan Kagak dapat dibatalkan.
Kedua, kegiatan study tour memperhatikan asas kemanfaatan serta keamanan bagi seluruh peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan dengan memperhatikan kesiapan awak kendaraan, keamanan jalur yang akan dilewati, serta berkoordinasi dan mendapatkan rekomendasi dari dinas perhubungan kabupaten/kota terkait kelaikan teknis kendaraan.
Ketiga, pihak satuan pendidikan dan yayasan penyelenggara study tour berkoordinasi dengan memberikan surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan sesuai kewenangannya.
SE tersebut, diinformasikan oleh Pemprov Jabar, terbit terkait kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, yang terguling di kawasan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/5) silam.
Dalam kecelakaan tersebut merenggut nyawa 11 orang, dan puluhan luka-luka. Jumlah korban meninggal terdiri atas sembilan siswa, satu guru, dan satu Penduduk Subang.
Bus tersebut diperkirakan mengangkut 40-60 penumpang, berisi rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana, yang sudah dua hari mengikuti kegiatan perpisahan di Bandung.
Informasi terakhir seluruh korban meninggal sudah dibawa ke Kota Depok Demi diserahkan ke keluarga masing-masing, sementara 12 korban luka berat Lagi dirawat di RSUD Subang.
Pada kesempatan itu, Bey juga mengingatkan, terutama pada musim liburan sekolah Demi ini, agar pihak sekolah yang akan berwisata maupun study tour Demi memastikan kelaikan kondisi bus.
Bey mengingatkan pula kepada perusahaan bus agar selalu rutin memeriksa kelaikan armada kendaraannya dan memastikan pengemudi dalam keadaan prima dan fit.