ISU pengembangan panas bumi atau geothermal Atadei di Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengemuka dalam putaran pertama Debat Kekasih Calon Bupati dan Wakil Bupati Lembata yang digelar KPU Lembata, Sabtu (26/10).
Pertanyaan tentang Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei yang telah masuk dalam RUPTL 2021-2030 Kementerian ESDM RI tersebut muncul dari para panelis yang kemudian dibacakan oleh moderator debat paslon, Yohana Margareta, kepada Paslon nomor urut 6 Simeon Lake Odel-Marsianus Sada Uak (Salam).
Para paslon diminta memberikan solusi agar jalannya PSN itu Bukan mengorbankan ekosistem serta hak masyarakat atas tanah. Marsianus pun menjawab bahwa pembangunan tersebut harus didahului sosialisasi berjenjang Tamat ke rakyat Lembata. Seluruh masyarakat Lembata harus mengetahui betul apa Akibat dan manfaat PLTP tersebut.
“Yang kedua, PLN harus menyatakan dengan jujur apakah proyek PLTP Ini Betul-Betul ramah lingkungan? Kalau ramah lingkungan apakah Terdapat limbahnya? Limbahnya dibuang kemana? Apakah amdal sudah disetujui? Kalau itu kita Mau industri ini jadi maka Segala hal ini harus Betul-Betul disampaikan ke masyarakat,” ujar Marsianus.
Tetapi ia menegaskan, Terdapat opsi Daya baru terbarukan yang dapat menjadi pilihan Apabila hanya membutuhkan pasokan Daya listrik 10 Megawatt.
“Kalau kita hanya butuh listrik dengan 10 Megawatt, kita Bukan perlu susah susah Guna geothermal, kita Bisa juga menggunakan Daya baru terbarukan, Daya surya misalnya. Lembata panasnya 8 bulan, 4 bulan hujan. Karena itu kenapa kita harus Guna geothermal. Ini harus dibicarakan dengan Berkualitas agar masyarakat Bukan dirugikan,” tandasnya. (PT/J-3)