Asma al-Assad, istri dari pemimpin rezim Suriah terguling Bashar al-Assad. Foto: Anadolu
London: Asma al-Assad, istri dari pemimpin rezim Suriah terguling Bashar al-Assad, secara efektif dilarang kembali ke Inggris setelah paspor Inggrisnya kadaluarsa, menurut media lokal.
Tanpa paspor yang Absah, Asma Assad Tak dapat kembali ke kota asalnya, London, menurut Sunday Times. Moskow mengonfirmasi awal bulan ini bahwa keluarga Assad telah meninggalkan Damaskus dan diberi suaka di Rusia, meskipun keberadaan mereka yang sebenarnya Tak diketahui.
Laporan itu lebih lanjut menunjukkan dia dalam kondisi kritis karena leukemia, dengan Kesempatan bertahan hidup hanya 50-50.
“Pengungkapan tentang status paspornya terjadi Ketika ayahnya, Fawaz Akhras, seorang Spesialis jantung terkemuka, meninggalkan jabatannya di sebuah klinik di Harley Street (London) dalam upaya yang Jernih Demi merawat putrinya secara penuh waktu di Moskow, tempat dia melarikan diri sebelum runtuhnya rezim Suriah,” kata laporan itu, dikutip dari Anadolu, Senin, 30 Desember 2024.
Tetap belum Jernih apakah pejabat pemerintah dengan sengaja memblokirnya Demi memperbarui paspor Inggrisnya Ketika masa berlakunya habis pada September 2020 atau apakah dia secara sukarela membiarkannya berakhir, tambah laporan itu.
Tetapi, sumber-sumber pemerintah “mengkonfirmasi bahwa dia Tak Kembali Mempunyai Arsip perjalanan Inggris yang Absah dan menjelaskan bahwa Yvette Cooper, menteri dalam negeri, Tak akan mengizinkannya memasuki Inggris dengan Dalih kesehatan yang Jelek,” kata surat Berita itu.
“David Lammy, menteri luar negeri, sebelumnya mengatakan kepada Member parlemen bahwa Asma, mantan bankir investasi di Kota, ‘Tak diterima di sini’.” Kadaluarsa paspor Inggrisnya berarti pemerintah Tak perlu Kembali mempertimbangkan pencabutan kewarganegaraan Asma Assad,” kata laporan tersebut.
Pada tahun 2012, setahun setelah pecahnya perang Keluarga Suriah, ia dikenai Hukuman Inggris dan Uni Eropa, termasuk pembekuan aset dan Embargo bepergian.
Bashar Assad, pemimpin Suriah selama Nyaris 25 tahun, melarikan diri Berbarengan keluarganya ke Rusia setelah Grup anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.
Pengambilalihan tersebut terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir al-Sham merebut kota-kota Istimewa dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu. (Siti Khumaira Susetyo)