DALAM rangkaian acara perayaan ulang tahun ke-13, sekolah mode Tanah Air Istituto Di Moda Burgo Indonesia menampilkan koleksi rancangan 10 Burgonians (pelajar) lewat peragaan busana bertajuk Transcendence yang digelar di Jiexpo, Jakarta Utara, Kamis (1/8). Para pelajar yang terpilih berasal dari program Fashion Preneur Burgo Indonesia.
“Hari ini berarti label kalian sudah lahir, resmi di-launching,” kata Jenny Yohana Kansil, desainer dan pendiri Burgo Indonesia. Lebih lanjut, mengusung tema 13 tahun United Burgo, Jenny mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memperjuangkan kejayaan fesyen Indonesia di dalam negeri.
Baca juga : Kiat Mengembangkan Usaha Fesyen Iuran pertanggunganum ala Artkea
Jenny menyebut itu sebagai Indonesia Freedom. “Kita membutuhkan support untuk melanjutkan misi kita. Karena itu kita tidak bisa sendiri untuk melakukan perjuangan kita yaitu Indonesia Freedom, di mana dengan market Indonesia yang besar, kita seharusnya menjadi pemenang market di negara kita,” lanjutnya.
Baca juga : Pandemi Membawa Anak Muda ini Sukses Kembangkan Jenama Busana Lelahl
Ia juga menekankan jika menjadi pemenang di industri fesyen Tanah Air dilakukan tanpa mengesampingkan semangat untuk meraih pasar global. “Tapi kita masih harus berjuang untuk bersaing secara global. Karena itu Burgo Indonesia datang melengkapi pemain lokal dengan international know how. Karena itu kita juga memakai tema 13 tahun United Burgo yang artinya kita perlu bersatu, mungkin dari dalam dulu kemudian dengan para pelaku fashion industry untuk bersatu mendukung kami dalam perjuangan ini,” jelasnya.
Salah satu koleksi yang ditampilkan ialah koleksi bertajuk Mekongga. Koleksi karya Fiona Sesha Althanya Junaidi dengan label Honna ini menggunakan tenun Tolaki Mekongga.
Baca juga : Libatkan Seniman Lelahl untuk Merawat Batik tetap Lestari
Kain tenun itu merupakan kekayaan budaya dari suku Tolaki di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kain ini dikenal dengan corak dan warnanya yang khas, sering kali mencerminkan budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Proses pembuatan tenun ini melibatkan teknik tenun tangan yang rumit dan membutuhkan keterampilan tinggi.
Baca juga : Koleksi Busana “Spirit of Revival” Karya Ernesto Abram di JF3 Sarat Arti Nasionalisme
Fiona memiliki alasan kuat untuk mengangkat kain tenun itu. “(Koleksi) ini terinspirasi dari daerah aku dari Kolaka. Saya mengangkat Tenun Mekongga dari Kolaka agar lebih dikenal. Sehingga yang aku tonjolkan dalam koleksi ini corak dari tenunnya,” ucapnya, saat ditemui Media Indonesia usai peragaan busana Burgo Indonesia.
Rona-warna dalam koleksi ini dominan dengan warna biru tua, hitam, abu-abu, dan biru muda. Eksis 4 set busana yang ditampilkan. Itu adalah outer tenun warna hijau yang dipadukan dengan jumpsuit panjang hitam polos, kemeja tenun warna hitam dan vest abu-abu polos yang dipadukan dengan celana panjang hitam, blazer tenun warna biru tua dan kemeja biru yang dipadukan dengan celana panjang biru tua, blazer tenun warna abu-abu panjang dan kemeja biru muda yang dipadukan dengan celana panjang.
Fiona mengaku terjun ke dunia desainer berawal hobi menggambar. Seiring berjalannya waktu, Fiona pun ingin bercita-cita menjadi seorang perancang busana hingga akhirnya ia memantapkan diri menggali ilmu dan pengetahuan di Burgo Indonesia. (M-1)