ISRAEL pada Rabu (1/1) mengungkapkan bahwa mereka berada di balik serangan komando terhadap fasilitas produksi rudal Iran di Suriah beberapa bulan sebelum pemberontak menggulingkan Bashar al-Assad.
Di Dasar Operasi Deep Layer, dilansir dari The Week, unit Shaldag Angkatan Udara Israel (IAF) memasuki Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah (CERS) di Masyaf pada 8 September. Laskar komando tersebut menghancurkan fasilitas Dasar tanah yang digunakan oleh Iran Kepada memproduksi rudal bagi Hizbullah.
Letak di Maysaf terletak di sebelah barat Hama, lebih dari 200 kilometer di utara Israel. IDF melancarkan serangan udara di Letak tersebut beberapa kali dalam lima tahun terakhir tetapi mereka Kagak dapat menargetkan fasilitas Dasar tanah yang digunakan oleh Iran yang mendorong mereka Kepada menyerbunya.
Pada 8 September, Laskar komando IAF diturunkan dari helikopter. Setelah itu mereka memasuki fasilitas tersebut usai membunuh beberapa penjaga di pintu masuk. Mereka kemudian mengambil materi intelijen dan menanam bahan peledak di fasilitas Dasar tanah tersebut. Laskar tersebut dapat keluar dari fasilitas tersebut dalam waktu satu jam dan bahan peledak tersebut diledakkan dari jarak jauh.
Menjelang penyerbuan, IDF memastikan keamanan helikopter dengan menargetkan jalan menuju fasilitas tersebut dan menewaskan sedikitnya 14 orang serta melukai 43 orang. Serangan tersebut juga berfungsi sebagai pengalihan Kepada menyamarkan kedatangan helikopter.
Laporan mengatakan AS mengetahui operasi tersebut. AS sebelumnya menuduh bahwa CERS mengembangkan gas sarin Kepada serangan kimia.
IDF bulan Lewat merebut sisi Suriah dari Area penyangga di Dataran Tinggi Golan. Mereka menyebutnya sebagai langkah defensif dan sementara. PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tujuan IDF melindungi perbatasan negara karena perjanjian tahun 1974 dengan rezim Assad runtuh dengan penggulingannya.
Area penyangga disetujui sesuai dengan Perjanjian Pelepasan antara kedua negara pada 1974 setelah perang Yom Kippur. (Z-2)