Israel Lagi Lalu Bombardir Jalur Gaza, PBB Dirikui Tak Dapat Kirimkan Sokongan Kemanusiaan

Liputanindo.id NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, pihaknya tak dapat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza akibat Israel terus membombardir banyak titik di Palestina. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. 

“Kami otomatis tidak bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan karena Gaza dibombardir terus menerus dan secara luas. Kami membutuhkan keamanan, lingkungan yang membuat semua staf bisa bekerja dengan aman, logistik pokok dan pulihnya lagi aktivitas komersial biasa,” kata dia, dalam pernyataan di laman X.com, Selasa (16/1/2024).

Dia menegaskan saat ini “tidak ada tempat dan tak ada seorang pun yang aman di Gaza”. Situasi di Timur Tengah semakin memanas pascaserangan kelompok Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Cek Artikel:  Pengantaran Jenazah Lukas Enembe Ricuh, Kapolri Minta Jajarannya Kendalikan Situasi

Hamas meluncurkan serangan tersebut sebagai balasan atas aksi Israel di Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem. Israel lalu menyatakan memblokade total Jalur Gaza dan kemudian melancarkan operasi militer di sana.

Israel juga menyerang sebagian wilayah Lebanon dan Suriah sebagai balasan atas serangan yang dilancarkan kedua negara. Bentrokan juga berlangsung di Tepi Barat.


Keprihatinan untuk Lebanon

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyuarakan keprihatinan atas ketegangan yang sedang berlangsung antara Israel dan Lebanon, serta mengatakan bahwa konflik lain seperti Gaza tidak boleh terjadi di Lebanon.

Baca Juga:
Negara Arab Desak Dibukanya Penyebrangan Perbatasan Israel-Gaza

“Kami tidak ingin Lebanon menjadi seperti Gaza. Dan kami tidak bisa membiarkan apa yang terjadi di Gaza berlanjut,” kata Guterres dalam sebuah konferensi pers di markas besar PBB.

Cek Artikel:  Seorang Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Puncak Jaya

Sekjen PBB tersebut mengatakan sebanyak puluhan ribu orang di Israel utara dan Lebanon selatan telah mengungsi akibat pertempuran tersebut sekaligus akses kemanusiaan di Lebanon terus terhambat.

“Berhenti bermain api di Garis Biru (Blue Line), kurangi eskalasi, dan akhiri permusuhan sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan 1701,” katanya. (IRN)

 

Baca Juga:
PBB Absahkan Resolusi untuk Perangi Islamofobia di Dunia

 

Mungkin Anda Menyukai