DIREKTUR Eksekutif Golongan Hak Asasi Sosok Israel B’Tselem Yuli Novak mengutuk agresi Israel selama 11 bulan terakhir di Jalur Gaza. DIa menuduh negara itu mengejar tujuan supremasi Yahudi sejak didirikan.
“Buat memahami tindakan kriminal pemerintah Israel selama 11 bulan terakhir, Anda harus memahami tujuan keseluruhan rezim ini. Sejak Israel berdiri, logika yang mendasarinya adalah untuk mempromosikan supremasi Yahudi di seluruh wilayah yang berada di bawah kendalinya,” kata Yuli Novak kepada Dewan Keamanan PBB selama rapat tentang Palestina secara virtual, dilansir Anadolu, Senin (9/9).
Novak mengkritik pemerintah karena mengeksploitasi trauma kolektif dari serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel untuk secara kekerasan memajukan proyeknya dalam memperkuat kendali Israel atas seluruh wilayah. Dia mengatakan bahwa perang Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina mencakup kejahatan perang harian di Gaza yang terwujud dalam bentuk pengusiran, kelaparan, pembunuhan, dan penghancuran dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga : Eropa hanya Dapat Mengecam Kebiadaban Israel di Tepi Barat dan Gaza
Aktivis Israel itu menggambarkan tindakan ini melampaui agenda ideologis, dan menjadikan Gaza tak layak huni. Novak mengutip laporan terbaru B’Tselem yang berjudul Selamat Datang di Neraka, yang mendokumentasikan pola pelanggaran yang berujung pada penyiksaan terhadap warga Palestina di penjara Israel.
“Pemerintah Israel telah menggunakan perang untuk mengubah penjara-penjara Israel menjadi jaringan kamp penyiksaan bagi warga Palestina. Kekerasan ini mungkin terjadi karena Israel telah menikmati impunitas selama puluhan tahun,” imbuh dia.
Dia mengkritik masyarakat dunia atas kegagalan melakukan campur tangan dan melindungi warga sipil dari kebijakan kriminal Israel yang menyebabkan kerugian besar bagi warga sipil di Gaza. Ia juga mengatakan bahwa sekarang kebijakan kejam ini meluas ke Tepi Barat. Novak lebih lanjut meminta DK PBB untuk menanggapi temuan Mahkamah Global mengenai ilegalitas kegiatan pendudukan dan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
“Taatp hari dewan ini tidak menindaklanjuti seruan pengadilan untuk mengakhiri pendudukan dan apartheid, berarti Anda semua menelantarkan kami, rakyat negeri ini, yang menderita dan meninggal dalam jumlah puluhan ribu tanpa alasan di bawah rezim apartheid yang kejam dan tidak adil,” pungkas dia. (I-2)