PENGHUNI Kamp Pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, Palestina, mengalami pengeboman intensif Israel selama lima hari berturut-turut, termasuk blokade tanah, penghancuran, rumah dan pengungsian paksa.
Sistem kesehatan di Jabalia menghadapi tekanan yang semakin besar. Terlebih ketika pasukan Israel memerintahkan evakuasi rumah sakit-rumah sakit utama, termasuk rumah sakit Kamal Adwan, Indonesia, dan Al-Awda, serta memberi mereka waktu 24 jam untuk mematuhinya.
Batas waktu itu berakhir hari ini. Ini menandai invasi darat ketiga ke Jabalia sejak dimulai perang Israel di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Baca juga : Israel Lakukan Pembantaian di Gaza Utara, Banyak Jenazah di Jalan
Pada Minggu (6/10), militer Israel mengumumkan dimulai serangan darat di Jabalia. Ini menyusul serangan udara intensif di bagian timur dan barat Gaza utara yang digambarkan sebagai serangan mematikan sejak Mei. “Setidaknya 130 warga Palestina tewas dalam serangan Israel pada minggu ini,” kata kantor media pemerintah.
Pada Senin, penduduk Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia diperingatkan oleh pasukan Israel untuk mengungsi dan pindah ke bagian selatan Gaza.
Sementara itu, wilayah di Beit Lahia, Al-Tawam, dan Al-Atatra terus menerus dibombardir melalui udara, laut, dan darat.
Menurut laporan resmi Palestina, sekitar 700.000 dari 1,2 juta penduduk di wilayah utara Gaza telah memilih untuk tetap tinggal meskipun ada perintah evakuasi.
Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel telah mengepung area kamp Jabalia dan serangan darat dilakukan pada Kamis (10/9) pagi. (TRT World/Z-2)