ISIS Dirikui Tanggung Jawab Serangan Mematikan di Kabul

ISIS Akui Tanggung Jawab Serangan Mematikan di Kabul
Taliban.(Dok Al-Jazeera)

KELOMPOK ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri mematikan di Kabul yang menewaskan sedikitnya enam orang.

Dalam postingan Telegram pada Selasa (3/9), ISIS mengatakan salah satu anggotanya meledakkan rompi peledak di ibu kota Afghanistan pada hari sebelumnya, menargetkan layanan penuntutan pemerintah Taliban.

“Pelaku bom menunggu sampai pegawai pemerintah menyelesaikan giliran kerja mereka dan kemudian meledakkan bahan peledak di tengah kerumunan,” tulis posting-an tersebut.

Baca juga : Enam Tewas dalam Ledakan di Sekolah Syiah Afghanistan

Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran menyebut 13 orang terluka dalam serangan di daerah Qala-e-Bakhtiar di selatan Kabul.

“Serangan itu ialah balas dendam terhadap Muslim yang ditahan di penjara Taliban,” kata ISIS yang menyebutkan jumlah korban lebih dari 45 orang.

Cek Artikel:  PM Inggris Pertimbangkan Denda kepada Menteri Israel Smotrich dan Ben Gvir

Ancaman keamanan terbesar Afghanistan

Meskipun kekerasan secara keseluruhan telah berkurang di Afghanistan sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada 2021, afiliasi ISIS di wilayah Khorasan tetap aktif. Secara teratur, ISIS menargetkan warga sipil, orang asing, dan pejabat Taliban dengan serangan senjata dan bom.

Baca juga : ISIS Klaim Dalangi Bom Masjid Syiah di Kandahar Afghanistan

Serangan bunuh diri terakhir di Afghanistan yang diklaim oleh cabang regional ISIS terjadi di kota selatan Kandahar pada Maret. Pengeboman tersebut menyerang sekelompok orang yang menunggu di luar kantor cabang bank, menewaskan lebih dari 20 orang.

Pada 2022, bom bunuh diri yang terkait dengan ISIS menewaskan 53 orang, termasuk 46 anak perempuan dan perempuan muda, di pusat pendidikan di lingkungan Syiah di Kabul.

Cek Artikel:  Kemlu Tegur Geng Pemuda Asal Indonesia yang Meresahkan di Jepang

Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa ISIS sudah ada di negara itu sebelumnya, tetapi Taliban mengendalikan mereka dengan sangat ketat.

“Kagak ada kelompok seperti itu yang dapat menimbulkan ancaman bagi siapa pun,” kata Mujahid. (Aljazeera/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai