Isa Setyawan dan Sutardi Tampilkan Koleksi Wastra Nusantara untuk Gen Z di JFT 2024

Isa Setyawan dan Sutardi Tampilkan Koleksi Wastra Nusantara untuk Gen Z di JFT 2024
Isa Setyawan Tampilkan Koleksi Wastra Nusantara untuk Gen Z di JFT 2024:(MI/ARDI TERISTI)

GELARAN Jogja Fashion Trend (JFT) 2024 pada hari kedua, Kamis (8/8) di Pakuwon Mall, Sleman, DI Yogyakaerta mendapat sambutan hangat dari pecinta fashion yang hadir di Pakuwon Mall, Sleman, DIY. Para desainer pun mampu menampilkan bagian dari koleksi-koleksi terbaik mereka.

Salah satunya adalah Isa Setyawan yang menampilkan koleksi Gen-Z edition. “Inspirasi saya untuk koleksi kali ini yaitu emosional Gen-Z edition di mana Gen-Z dalam berbusana saat ini sangat dipengaruhi oleh emosional mereka sehari-hari,” terang dia, Kamis (8/8).

Isa mengatakan, desain pakaian yang ditampilkan sore itu mengkreasikan kain Polo Linen dan Corduroy. “Buat kain wastranya sendiri mengolaborasikan dari Tenun Badui dan Tenun NTT dengan motif kotak-kotak yang menggambarkan pemberontakan dan kebebasan,” terang dia.

Baca juga : Koleksi Bertema Soulful dari 50 Desainer akan Dipamerkan di Banyuwangi Fashion Parade 2024

Ia menurutkan, kain-kain itu dipilih karena memiliki look yang sangat kontras, namun tetap dapat bersinergi sesuai dengan harapan emosional yang diinginkannya. Ia menambahkan, kombinasi 3 karakteristik kain yang ditampilakan menurutnya sangat pas dan telah disesuaikan porsinya sesuai fungsi pakaian tersebut.

“Rona yang ingin saya angkat yaitu dengan 3 palet warna (biru, putih, oranye). Biru dan putih menggambarkan keselarasan, namun dipadukan dengan oranye yang secara look sangat kontras dengan harapan menggambarkan karakter pemberontakan itu sendiri,” kata dia.

Cek Artikel:  Batik Coreta Louise Tampil di Woodrow Wilson House Exhibition Gala

Yang mencuri perhatian dari disain Isa yang ditampilkan sore itu adalah topeng hijau yang dikenakan para modelnya. Isa menjelaskan, penggunaan topeng diterapkan untuk menunjukkan ekspresi amarah yg disembunyikan karena kondisi “broken heart” dan digambarkan oleh lagu yg berjudul “Lose Control” yang dinyanyikan oleh Teddy Swims.

Baca juga : Eni Joe dan Amero Jewelry Meriahkan Ulang Pahamn Jakarta dengan Keindahan Kain Betawi

“Di balik topeng tersebut tersembunyi amarah yg luar biasa namun sulit untuk diungkapkan,” terang dia.

Proses pembuatan keenam disain pakaian itu, lanjut Isa, dikerjakannya dengan team hanya dalam waktu 1 minggu. Konsep besar yang diusungnya adalah Gen-Z yang sedang patah hati dan bebas untuk berekspresi meski harus ditahan sekuat mungkin.

Cutting baju sendiri yaitu ada jumpsuit, outer, dan inner yang dipadukan dengan tehknik jahit alusan,” terang dia.

Baca juga : Desainer Eni Joe Meriahkan Ulang Pahamn Pertama KPPB dengan Sentuhan Kain Nusantara

Desainer lain yang mendapat apresiasi dalam penampilan hari kedua adalah Farah Button by Sutardi. Nama koleksinya adalah GenZ style of the past.

“Inspirasi desain ini adalah sesuatu yang terlupakan oleh Gen Z, di mana kita mengingatkan masa bermain bersama tanpa gadget,” terang dia.

Cek Artikel:  LAKON Indonesia Luncurkan Koleksi Pasar Malam Bertema Street Wear

Tanpa gadget, Gen Z bisa ceria bersama dengan bermain dan bersantai bersama. Mereka bisa kumpul dan bertemu di setiap moment tanpa adanya group komunikasi dari gadget. Bahkan saat ini generasi muda tidak mengenal permainan masa kecil yang sangat dirindukan oleh generasi milenial dan beberapa genesi sebelumnya.

Baca juga : Ini Metode Eni Joe Gaungkan Komitmen Asmara Budaya Tanah Air

“Bebas bergerak dan pantas untuk hangout merupakan kesan yang didapat dari desain saya ini,” terang dia.

Dalam koleksinya kali ini, Sutardi menampilkan pakaian dengan bahan flanel dan tenun modifikasi motif modern dengan tambahan bahan curduroy. Menurut dia, kain-kain tersebut dalam desain membuat wastra dapat disukai oleh gen Z.

“Rona yang saya pakai dominan blue sea, terakota dan warna cerah lainnya. Konsepnya adalah ready to wear,” terang dia yang membuat keenam koleksinya tersebut dalam waktu seminggu.

Dengan cutting dress, atasan dan celana, Sutardi ingin pemakainya terlihat santai dan bisa di pakai kemana pun dan di manapun, serta nyaman untuk pakai setiap waktu dan selalu tampak muda.

JFT 2024 kali ini berlangsung selama 5 hari, 7-11/8/2024, yang menampilkan 139 partisipan. Para partisipan terdiri dari fashion designer, UMKM fashion, siswa SMK tata busana, mahasiswa desain fashion dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mempresentasikan karya-karya terbaiknya yang diwujudkan dalam bentuk pakaian kids &teen, modest, konvensional, dan busana pria.

Cek Artikel:  Gaya Modern dengan Sentuhan Lelahl Jadi Trend Fashion di Cibinong

Pemakaian wastra Nusantara menjadi salah satu yang juga menjadi highlight dalam perhelatan JFT. Pada masa kini dan masa yang akan datang, fashion etnik ini diharapkan mampu bersaing di kancah internasional.

“Kami berharap Jogja bisa menjadi pintu gerbang untuk bertemunya beragam wastra dari seluruh Indonesia, sehingga menjadikan kota ini sebagai trend setter fashion etnik,” kata kata Afif Syakur selaku Project Director JFT.

JFT 2024 merupakan event fashion yang digelar untuk kedua kalinya di DIY. Event ini pun didukung penuh oleh Bank Indonesia, termasuk dengan menghadirkan para pelaku UMKM binaan mereka.

Deputi Bank Indonesia DI Yogyakarta, Hermanto mengatakan, Bank Indonesia DIY turut aktif dalam membina banyak UKM di Indonesia, termasuk di bidang fashion.

“Minggu lalu, kami juga mengadakan KKI (Karya Kreatif Indonesia), dan saya bangga ada 2 desainer generasi Gen Z, kami juga melakukan kompetisi desainer muda dan terpilih 2 orang untuk dilatih di sana. Mereka berasal dari SMK 6 dan SMK 4 Yogyakarta,” jelas Hermanto. JFT 2024 diselenggarakan oleh Bank Indonesia Kpw DIY Featuring Yayasan Fashion Jogja Istimewa. Event tahun ini mengangkat tema Spectre. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai