Investor Optimistis Sektor Ritel Indonesia Tetap Tumbuh Kuat

Investor Optimistis Sektor Ritel Indonesia Tetap Tumbuh Kuat
Perusahaan pendanaan ventura memproyeksikan penaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai tahun depan tak akan mengganggu konsumsi masyarakat.(MI/Naufal Zuhdi)

PERUSAHAAN pendanaan ventura memproyeksikan penaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai tahun depan tak akan mengganggu konsumsi masyarakat. Konsumsi diperkirakan akan tetap tumbuh, hanya sedikit terguncang di awal tahun.

“Kita lihat sektor konsumsi ini tetap growing, masyarakat  Indonesia ini tipenya konsumtif banget orangnya. Kalau PPN naik 1%, konsumsi terguncang sedikit Lewat kemudian sudah Normal Tengah,” kata Venture Partner dari Init-6, Rexi Cristopher, dalam Bedah Investasi yang diselenggarakan Init-6, OCBC Ventura, dan Trihill Capital di Jakarta, Senin (18/11).

Perilaku masyarakat yang tetap konsumtif itu, sambungnya, akan tetap menjadi pilar Esensial pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada tahun 2024, konsumsi domestik tercatat berkontribusi sebesar 57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Karena itu, sektor konsumsi dan ritel kini menjadi salah satu industri yang sangat menarik perhatian para investor, melengkapi Pusat perhatian mereka yang sebelumnya lebih terarah pada bisnis rintisan yang berbasis teknologi.

Cek Artikel:  Dolar AS Melemah

Tetapi demikian, kata Rexi, para investor tetap mengedepankan pendekatan selektif dalam menentukan perusahaan yang akan didanai. Selain mengutamakan potensi pertumbuhan yang Segera, mereka juga menilai keberlanjutan bisnis dan kekuatan model bisnis sebagai Unsur Krusial dalam pengambilan keputusan investasi.

“Portofolio Init-6 di sektor konsumen juga Variasi. Belum lelet ini Init-6 berinvestasi pada brand lifestyle, Torch, yang menargetkan Buat Mempunyai 50 gerai toko di 2029 dan memperluas jangkauan pasar ke luar Indonesia. Yang terakhir, Init-6 mengumumkan investasi strategis di UMA Women, brand sanitasi dan kesehatan Perempuan organik, demi mendukung keberlanjutan produk kewanitaan organik yang dapat diakses secara inklusif dan luas,” terangnya.

Cek Artikel:  Ini Tips Menjadi Pahlawan Finansial Bagi Keluarga

Senada dengan Rexi, Portfolio and Advisory Head OCBC Ventura, Dyah Trisnawaty mengungkapkan, penaikan PPN Bukan terlalu berpengaruh terhadap portofolio perusahaan.

“Karena masyarakat sangat konsumtif dan senang dengan kemunculan barang-barang baru. Jadi misalnya Eksis restoran baru, langsung mau datang. Eksis produk-produk baru, langsung mau coba,” ujarnya.

Dyah menambahkan, Buat tahun ini OCBC Ventura telah mendanai tiga bisnis ritel Merukapan Vilo, FTL Fitness dan Kopitagram.

“Kami percaya, dengan pemerintahan baru dan prospek ekonomi Indonesia yang menjanjikan, ini adalah waktu dan momentum yang Cocok dalam mendorong pendanaan Buat Penemuan dan pertumbuhan sektor ritel,” imbuhnya.

Cek Artikel:  Kembangkan Kompetensi SDM Kepada Penerapan Transformasi Hijau

Di kesempatan yang sama, VP of Invesments Trihill Capital, Varianus Ian Sulaiman, menyebut rencana naiknya PPN menjadi 12% tak menjadi isu negatif terhadap dunia usaha.

“Dari observasi kami, penaikan PPN itu tak akan berdampak negatif terhadap bisnis. Pada perencanaan budget 2025, hal tersebut Bukan menjadi pertimbangan Spesifik kami,” terangnya.

Trihill Capital, sambungnya, bahkan baru saja mengumumkan dua portofolio investasi di sektor ritel yakni kepada Se’Indonesia dan Hiboo Baby.

“Sebagai investor awal Se’Indonesia dan Hiboo Baby kami bangga Menyaksikan bagaimana kedua perusahaan ini Bukan hanya meraih kesuksesan bisnis, tetapi juga kemberikan kontribusi Konkret bagi masyarakat. Se’Indonesia telah berhasil menjawab tantangan akses terhadap konsumsi protein berkualitas, sementara Hiboo Baby telah memberikan solusi inovatif Buat kebutuhan perawatan kulit bayi dengan harga yang terjangkau,” pungkasnya. (E-2)

Mungkin Anda Menyukai