Investor AS Peringati Pengaruh Panjang Konflik Ukraina, Pandai Bubarkan Euro di Masa Depan

Liputanindo.id – Investor terkenal Amerika Perkumpulan Jim Rogers mengatakan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina memperlambat perekonomian negara-negara Eropa. 

“Ini (konflik Ukraina) menyebabkan perekonomian melambat dan beberapa negara Tak akan sejahtera seperti sebelumnya,” kata Rogers, dikutip Antara, Senin (1/7/2024).

Rogers menuturkan permasalahan yang dihadapi perekonomian Dunia Tak hanya akan berdampak pada Eropa tetapi juga belahan dunia lainnya dalam beberapa tahun mendatang.

“Eksis banyak negara di Eropa yang akan berusaha mengatasi permasalahan Eropa. Jadi mungkin akan lebih banyak negara yang akan meninggalkan Uni Eropa,” jelasnya. 

Investor itu mencatat bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa meskipun beberapa orang berspekulasi bahwa langkah tersebut akan menghancurkan perekonomiannya, Tetapi ia Serius politisi lain akan mulai melakukan hal yang sama. 

Cek Artikel:  Indonesia Keluarkan Peringatan Bagi WNI di Bangladesh, Diimbau Kurangi Kegaiatan di Luar Rumah

Dia menyatakan keraguannya bahwa Uni Eropa akan bertahan mengingat hanya sedikit blok yang bertahan dalam jangka waktu yang lelet. 

“Kebanyakan dari mereka sudah bubar. Saya khawatir Euro akan bubar suatu hari nanti,” tuturnya. 

Pada awal Juni, Anggaran Moneter Global (IMF) mengatakan perekonomian Area Euro secara bertahap pulih dari Akibat pandemi virus corona, pengurangan pasokan gas dari Rusia, dan Akibat konflik Ukraina. 

Tetapi, populasi yang menua dan produktivitas yang lesu di kawasan tersebut menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah. 

IMF memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik, perselisihan perdagangan dan kebijakan industri yang terdistorsi dapat semakin mempersulit prospek perekonomian dan lingkungan pembuatan kebijakan di kawasan yang sangat terbuka terhadap perdagangan. 

Cek Artikel:  Enam Metode Maksimalkan Pengalaman Umrah di Mekah

Kolektif Barat meningkatkan tekanan Denda terhadap Rusia setelah dimulainya operasi militer Spesifik di Ukraina pada tahun 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa strategi jangka panjang Barat Kepada membendung Rusia merugikan perekonomian Dunia.

Mungkin Anda Menyukai