COUNTRY Head Tanoto Foundation, Inge Kusuma, mengatakan bahwa periode usia 0–5 tahun adalah momen perkembangan otak yang paling pesat. Inge menegaskan, investasi pada anak usia Pagi adalah langkah paling strategis Buat memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan produktivitas bangsa.
“Pada tahun tiga tahun pertama, 80% otak anak akan berkembang dan ini adalah Kesempatan emas yang Enggak dapat terulang Kembali. Apabila Terlewatkan dampaknya akan panjang. Bukan hanya pada anak, pada keluarganya, komunitasnya dan juga masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkapnya dalam acara International Symposium of Early Childhood Development (ECED) di Jakarta, Rabu (20/11).
James Heckman Ahli Ekonomi dari University of Chicago yang merupakan penerima Nobel ekonomi pada 2000 menunjukkan, investasi anak usia Pagi 0–5 tahun memberikan pengembalian yang tertinggi atau return on investment tertinggi.
“Jadi instrumen investasi terbaik adalah investasi kepada anak usia Pagi atau mencapai 7% Tiba 13% per tahun. Lebih Berkualitas daripada instrumen investasi apa pun. Pengembaliannya itu terletak pada pengurangan beban sosial, peningkatan Tingkat kesehatan, kesejahteraan, dan kemandirian di masa depan. Dari studi ini dan studi lainnya menunjukkan bahwa setiap USD1 yang diinvestasikan akan menghasilkan USD13,” kata Inge.
Tetapi, di Indonesia Demi ini Tetap menghadapi tantangan yang sangat besar. Menurutnya setidaknya terdapat tiga masalah besar Ialah gizi dan nutrisi di mana akses ASI Tertentu dan imunisasi Tetap rendah. Kemudian akses PAUD di mana hanya kurang dari 35% anak Indonesia yang mempunyai akses kepada PAUD berkualitas, dan alokasi anggaran PAUD yang Tetap sangat rendah tepatnya 0,95% atau kurang dari 1% padahal yang direkomendasikan oleh WHO adalah 10% dari APBN anggaran pendidikan di setiap negara.
“Membesarkan anak itu merupakan tanggung jawab dan kerja sama begitu banyak orang, satu kampung, satu desa, satu komunitas. Maka mari kita menjadikan komunitas dan ekosistem itu kuat, bersatu, berkomitmen Buat memastikan bahwa setiap anak usia Pagi di Indonesia meraih potensi terbaiknya,” tegasnya.
Tanoto Foundation percaya bahwa pengembangan dan pendidikan anak usia Pagi adalah kunci membangun sumber daya Orang unggul. Sebagai organisasi filantropi independen yang sudah 43 tahun berjalan, pihaknya berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Sekalian tahapan kehidupan, dari pendidikan anak usia Pagi, pendidikan dasar, pendidikan tinggi, dan pengembangan kepemimpinan.
“Dalam simposium ini kami mengangkat tema Nurturing Care for Early Childhood Development. Ini merupakan konsep yang dirancang oleh UNICEF dan World Bank Buat mendukung pencapaian SDG’s. Mulai dari peningkatan gizi, pengurangan Bilangan Kematian bayi, akses ke pendidikan prasekolah berkualitas, pencegahan kekerasan, dan pengabaian anak,” Terang Inge.
Di Indonesia konsep ini disebut dengan PAUD Holistik Integratif (PAUD-HI). Simposium ini diharapkan menjadi platform Buat berdiskusi lintas sektoral bertukar pengetahuan, praktik Berkualitas, serta memperkuat komitmen kebijakan PAUD-HI di Indonesia.
“Tentunya Buat mewujudkan Sekalian ini diperlukan satu ekosistem PAUD yang Berkualitas dan kita mengakui bahwa banyak yang harus kita benahi Buat ekosistem PAUD yang Berkualitas di Indonesia. Ekosistem PAUD yang Berkualitas memerlukan kolaborasi lintas sektoral, lintas lembaga yang memastikan setiap anak mendapatkan hak tumbuh kembang yang optimal,” urainya.
Inisiasi Konsil PAUD
Tahun ini Tanoto Foundation sendiri telah bermitra dengan pemerintah dan juga berbagai pihak Buat menginisiasi terbentuknya Early Childhood Education and Development Council atau Konsil PAUD di Indonesia.
“Konsil ini berfokus pada lima pilar Ialah penelitian, pendidikan, layanan kebijakan, edukasi masyarakat, dan peningkatan kapasitas tenaga PAUD. Melengkapi ekosistem ini kami juga membentuk komunitas yayasan Kawan pembangunan yang menggalang sumber daya Berbarengan-sama Buat mendukung misi Konsil PAUD,” kata dia.
Di tempat yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Arifah Fauzi menambahkan, Demi ini pemerintah sedang menyusun kebijakan pembangunan jangka menengah 2025-2029 dan telah menempatkan pembangunan prioritas salah satunya adalah pengembangan anak usia Pagi sebagai salah satu prioritas pembangunan.
“Apa yang dihasilkan dalam simposium ini akan menguatkan arah kebijakan pembangunan anak usia Pagi Buat lima tahun ke depan,” ujar Arifah.
Menurutnya, Penyelenggaraan PAUD-HI di Indonesia sudah melalui perjalanan panjang. Inisiatif ini dimulai Sekeliling 2008 oleh Bappenas dengan mewujudkan strategi nasional PAUD-HI berikut Panduan umumnya. Kemudian Buat memperkuat pelaksanaannya, dikeluarkan Perpres 60/2013 tentang PAUD-HI.
Pada 2019, pemerintah menyusun rencana aksi nasional PAUD HI 2019-2024 yang menjadi momentum peralihan PAUD HI Dari Bappenas kepada ke Kemenko PMH. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Permenko PMK 1/2019 tentang Sub Gugus Tugas PAUD-HI.
“Dalam waktu dekat kami akan menyusun draf rencana aksi nasional tahap kedua Buat periode 2025-2029 yang akan menjadi acuan bagi kementerian/lembaga Buat mengimplementasikan PAUD-HI. Tentunya hasil simposium ini akan menjadi masukan dalam penyiapan draf PAUD-HI agar lebih Berkualitas Kembali sesuai dengan standar Dunia dan nasional,” kata Arifah.
Dari berbagai riset ilmu saraf dan perilaku, telah direkomendasikan agar pemerintah berfokus pada intervensi anak usia Pagi sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan produktivitas Orang yang pada ujungnya akan mendorong kemajuan suatu bangsa.
PAUD-HI sebagai sebuah investasi sumber daya Orang Indonesia di masa depan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai layanan dari berbagai kementerian/lembaga. Adanya panduan Mendunia mengenai pengasuhan dan perawatan Buat pengembangan anak usia Pagi yang diluncurkan oleh WHO, UNICEF dan world bank pada 2018 akan memperkuat implementasi PAUD HI.
Kerangka kerja Mendunia tersebut telah didasarkan oleh berbagai riset mengenai pengembangan anak usia Pagi dan juga dilengkapi lima aksi strategis Buat memastikan Sekalian anak usia Pagi dapat berkembang mencapai potensi optimal mereka agar dapat memperkuat tata kelola penyelenggaraan PAUD-HI.
“Buat mendukung kerangka Mendunia tersebut kami dari Kementerian PPPA Mempunyai tiga program unggulan Ialah ruang Berbarengan merah putih, memaksimalkan call center yang kami miliki, dan satu data berbasis desa tentang Perempuan dan anak. Tiga program unggulan ini kami mengambil spirit dari apa yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto,” tandas Arifah. (Z-9)