Intrusi Air Laut Ancam Area Pertanian di Cirebon

Intrusi Air Laut Ancam Area Pertanian di Cirebon
Ilustrasi persawahan yang kekeringan hingga rawan intrusi air laut.(Dok. Antara/Wahdi Septiawan)

INTRUSI air laut mulai mengancam areal pertanian di Kabupaten Cirebon. Upaya pembendungan hingga pompanisasi untuk mencegah masuknya air laut pun dilakukan. Pembendungan digencarkan untuk menekan dampak dan intensitas naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan tersebut.

Karena air di saluran irigasi tidak ada, jadi otomatis air laut yang masuk,” tutur Cadisa, petani asal Desa Suranenggala, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Minggu (25/8).

Demi mencegah intrusi air laut semakin masuk ke areal pertanian, petani pun langsung menutup aliran air laut yang masuk ke sawah melalui saluran irigasi dengan cara dibendung. Air laut yang sudah terlanjur masuk ke saluran irigasi, dilakukan penyedotan agar tidak masuk ke lahan pertanian.

Cek Artikel:  Gempa Bumi M 5.2 Guncang Nusa Karatung Sulawesi Utara

Baca juga : Kementan Tangani 200 Hektare Sawah yang Kekeringan di Pasuruan

Petani menggunakan dua mesin pompa air dengan kapasitas 2,5 inch sekaligus untuk menyedot air laut yang terlanjur masuk saluran irigasi. Air yang telah disedot selanjutnya dibuang ke muara pinggir pantai.

Upaya ini kami lakukan untuk menyelamatkan tanaman padi supaya tetap bisa hidup,” tutur Cadisa.

Apabila sampai air laut masuk ke areal sawah, tanaman padi ditakutkan akan mati. Dijelaskan Cadisa, hampir dua minggu ini areal sawah tidak lagi mendapatkan pasokan air.

Baca juga : 300 Hektare Sawah di Tulungagung Berpotensi Gagal Panen

Jadi sawah kami pun mengering dan tanahnya pecah-pecah. Yang masuk ke saluran irigasi akhirnya air laut,” tutur Cadisa.

Cek Artikel:  Pemandu Wisata Asal Jakarta dan Turis Turki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan

Padahal usia tanaman padi sudah lebih satu bulan dan mereka pun sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk biaya tanam.

Sementara itu Kaur Ekbang Desa Suranenggala, Astika, menjelaskan air laut yang masuk ke saluran irigasi tersebut sudah terjadi selama dua minggu ini akibat tidak adanya air tawar di saluran irigasi.

Pompanisasi air laut dari irigasi dilakukan agar saat lahan persawahan di desa kami mendapat giliran air dari Waduk Jatigede tidak bercampur dengan air laut yang bisa menyebabkan tanaman padi mati,” tutur Astika.

Selanjutnya Astika berharap, lahan pertanian di desanya mendapatkan giliran air satu minggu sekali. Alasan selama ini durasi giliran air yang didapat bisa mencapai 11 hingga 12 hari sehingga berdampak pada air laut yang masuk ke irigasi pertanian. (Z-9)

Cek Artikel:  Unggahan Menantu Pejabat BP Bintan Viral, ICW Desak KPK Selidiki Dugaan Gratifikasi

Mungkin Anda Menyukai