Interview Morimoto-san : Kenapa Versi Produksi Massal E01 Butuh Test Market 1 Tahun Kembali?

liputanindo.com – Yamaha E01 Dapat dibilang adalah moped/skuter listrik paling sempurna yang sempat liputanindo coba selama ini. Yamaha E01 itu balance dalam hal tongkrongan desain body motor, tenaga yang cukup serta feel berkendara yang Dapat dibilang sama/mirip dengan feel ketika berkendara skuter ICE Biasa seperti misalnya NMax. Yamaha mulai bulan November ini Tamat setahun ke depan (November 2023) melakuan kick off pengambilan jejak pendapat publik sebelum akhirnya hadir keluar versi produksi massalnya nanti. Dalam beberapa kali Percakapan dengan Sahabat-Sahabat blogger dan jurnalis, Sekalian sepakat bahwa ini E01 secara produk sudah sangat OK sekali. Tetapi kenapa butuh Jarak waktu Kembali selama setahun ke depan yang beresiko Yamaha akan keduluan Honda yang semenjak hari pertama IMOS sudah menancapkan road map kendaraan listrik dimana pada 2023 nanti akan langsung dua produk yang akan dirilis. liputanindo mencoba bertanya kepada Presiden Direktur YIMM – Minoru Morimoto – di sela-sela test E01 Bogor pekan Lampau . .

Cek Artikel:  Hasil FIM CEV Estoril 2019: Super Mario Posisi 4 Kelas Moto3 Sedangkan Gerry Salim di Posisi 10 Moto2

liputanindo : Morimoto-san motor ini (E01) sudah sangat bagus dalam hal unit produk, kenapa butuh waktu lelet buat Yamaha merilis produksi massalnya?

Morimoto-san : “Yamaha perlu meyakinkan agar produk yang akan dirilis agar Betul-Betul Dapat diandalkan dan sesuai dengan kebutuhan. Dan juga Lagi Eksis pertimbangan dari segi ketersediaan spare parts.”

Tanya : Saya telah mencoba motor ini dan ketika mengendarainya sudah sangat merepresentasikan naik NMax Berkualitas secara ergonomi, handling motor dan kebutuhan performanya. Artinya ini produk sudah OK.

Morimoto san : “Ya itu dia. Parts, Kepada Dapat Membangun E01 bagus secara performa kami butuh baterai lithium kapasitas besar dan Kepada sementara kami belum menentukan solusi bagaimana agar biaya baterai ini Dapat ditekan.”

“Baterainya didatangkan (impor) dari Jepang. Harga baterainya sendiri Lagi tergolong tinggi. Belum Kembali biaya shipping (pengiriman) baterai dari Jepang ke Indonesia itu Kagak seperti pengiriman barang (part) Biasa. Baterai butuh penanganan pengiriman yang spesial terutama dengan spek yang tinggi seperti itu. Dan proses shipping yang Tertentu ini juga membutuhkan biaya Kembali. Kita butuh solusi lain.” – Taufik of BuitenZorg | @liputanindo

Cek Artikel:  Veda Ega Menang, AHRT kembali Sapu Rapi Podium Race 2 AP250 ARRC Seri Sepang 2023

Mungkin Anda Menyukai