Intervensi berupa pelatihan diperlukan Demi kembangkan pariwisata

Jakarta (ANTARA) – Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas Sari Lenggogeni menilai pemerintah pusat dan daerah perlu memberi intervensi berupa pelatihan, infrastruktur dan regulasi Demi memberikan stimulasi dan mengembangkan pariwisata.

“Dari sisi pemerintah memberikan stimulasi Demi menghidupkan industri ini, Iba sebenarnya karena komunitas dan pemangku kepentingan, mereka butuh peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata, dibutuhkan intervensi training, infrastruktur dan regulasi dari pemerintah,” kata Sari melalui pesan Bunyi kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Sari menilai pemerintah pusat Dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang Mempunyai potensi wisata agar tercipta perencanaan manajemen destinasi yang Bagus dan agar eksekusi di lapangan sesuai dengan rencana induk.

Selain itu juga diperlukan kemudahan konektivitas ke berbagai daerah di Indonesia agar Kagak Terdapat penumpukan wisatawan di satu daerah. Konektivitas juga berfungsi Demi menghubungkan daerah yang belum terjamah supaya mendapat kesempatan yang sama dan menjadi tujuan wisata baru.

Cek Artikel:  Mengenal Pariwisata Berkelanjutan, Akibat dan Contohnya Kepada Indonesia

Sari mengatakan sepanjang 2023, keinginan wisatawan Demi melakukan perjalanan Lagi meningkat Bagus wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara. Keinginan berwisata dipicu pemulihan COVID-19 dan pertumbuhan revenge tourism atau perjalanan balas dendam pascapandemi.

Sari juga mengatakan kunjungan wisatawan mancanegara pada September 2023 meningkat 52 persen dibanding tahun 2022 di bulan yang sama. Pelaku perjalanan juga Lagi didominasi pada pasar dari Malaysia, Australia, China dan Singapura yang banyak melakukan aktivitas leisure (bersantai) dan Mempunyai waktu berkeliling Indonesia, yang disebut dengan perjalanan premium, seperti Begitu musim kelulusan sekolah atau libur Natal.

Meskipun isu kesehatan seperti Bilangan COVID-19 kembali naik, Sari mengatakan hal itu Kagak terlalu berpengaruh seperti yang terjadi pada dua atau tiga tahun Lewat.

Cek Artikel:  Penurunan harga tiket pesawat diharapkan bantu tingkatkan pariwisata

“Demi dalam negeri perputaran Bagus inbound dari wisatawan mancanegara maupun perjalanan wisatawan Nusantara saya pikir akan tetap mengalami pertumbuhan pascapemulihan COVID-19, Bilangan Lanjut bergerak naik, wisatawan akan melakukan revenge tourism karena dua tahun terkurung Kagak Dapat kemana-mana,” kata Sari.

Selain itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumatera Barat itu juga mengatakan wisatawan asal Timur Tengah juga Lagi akan memilih Indonesia sebagai tujuan wisata halal dan negara sesama Islam, selain Malaysia.

Tujuan wisata di Indonesia juga Lagi di Penguasaan oleh Bali dan Lombok yang menjadi wisata berkembang favorit wisatawan asal Malaysia, China, dan Singapura. Sementara itu, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Borobudur merupakan pasar Demi wisatawan asal China dan Australia, yang seringkali mengambil sesi liburan tertentu seperti akhir tahun atau berkeliling selama beberapa bulan dalam rangka perjalanan premium.

Cek Artikel:  Merayakan Sparkling New Year 2025 di Grandkemang

Meskipun Indonesia sedang berada pada tahun politik, Sari merasa optimistis kunjungan wisatawan mancanegara Kagak terganggu dan mereka akan tetap datang ke Indonesia Demi berlibur.

Baca juga: Prediksi tren dan tantangan pariwisata 5 tahun ke depan

Baca juga: Indef: Tren pariwisata 2024 Konsentrasi pada hiperlokal dan “slow travel”

Mungkin Anda Menyukai