International Womens Day, Aksi Protes Para Puan Menggugat Negara

International Women’s Day, Aksi Protes Para Puan Menggugat Negara
Poster aksi Perempuan melawan(Dok. LBH Apik Jakarta)

Lepas 8 Maret menjadi peringatan hari Perempuan Dunia (international women’s day) yang dirayakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tahun ini, PBB mengusung tema For All Women and Girls: Rights. Equality. Empowerment (Buat Sekalian Perempuan dan Perempuan Muda: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan).

Tema tersebut menyuarakan upaya-upaya Buat mewujudkan hak dan kesempatan yang setara bagi Sekalian orang. Di Indonesia, perayaan International Women’s Day salah satunya juga diinisiasi oleh Aliansi Perempuan Indonesia (API). API akan menggelar aksi protes hari Perempuan Dunia 2025 yang berlangsung pada Sabtu (8/3) pukul 15:00 WIB di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Aksi protes akan dimulai dengan berjalan kaki dari Sarinah hingga Patung Kuda yang Terdapat di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Dalam hari Perempuan Dunia, API mengusung tema Perempuan: Dimiskinkan, Dibunuh, Dikriminalkan. Perempuan Melawan dan Menggugat Negara. Melalui tema tersebut, API mengajak Sekalian orang Buat menyuarakan protes terhadap negara karena menjadi pelaku kekerasan terhadap Perempuan. Ini termasuk menjadi penyebab pemiskinan Perempuan, membiarkan Perempuan dibunuh, mengkriminalisasi Perempuan yang melawan, melanggengkan kekerasan terhadap Perempuan, dan menghancurkan ruang hidup Perempuan adat.

Cek Artikel:  Mengenal Perbedaan ASI Kental dan ASI Likuid

Mengutip laporan yang dipublikasikan oleh Jakarta Feminist, pada 2023, terdapat 180 kasus pembunuhan di 38 provinsi di Indonesia. Dari data tersebut, teridentifikasi terdapat 187 korban dengan 197 pelaku mayoritas (94%) di antaranya adalah Pria. Lebih dari Separuh kasus pembunuhan (51%) terjadi di luar area rumah korban, dan Metode pembunuhan yang paling sering digunakan adalah dengan tenaga fisik (36%). Salah satu motif Penting yang ditemukan adalah masalah komunikasi antara korban dan pelaku, yang tercatat Terdapat 26% kasus. Mayoritas (89%) pelaku tertangkap dan teridentifikasi (92%), Tetapi sayangnya Bukan Sekalian pelaku yang tertangkap dan teridentifikasi mendapatkan jeratan hukum. Jakarta Feminist menemukan (1%) kasus pelaku divonis bebas oleh pengadilan.

Cek Artikel:  Penyebab Rambut Rontok, Begini Metode Merawat yang Betul agar Sehat dan Kuat

Hari Perempuan Dunia menjadi momen Krusial Buat mengakui perjuangan Perempuan dalam berbagai sektor. Sekaligus menjadi momentum Buat Lalu memperjuangkan kesetaraan dan membangun lingkungan yang lebih Bagus bagi Sekalian Perempuan.(M-2)

Mungkin Anda Menyukai