Insulin Produksi Capekl Alternatif Terapi Diabetes yang Lebih Terjangkau

Insulin Produksi Lokal Alternatif Terapi Diabetes yang Lebih Terjangkau
Penggunaan insulin pada pasien diabetes ditujukan untuk mengontrol kadar gula darah.(Dok. Freepik)

ADA kabar gembira bagi para penyandang diabetes melitus yang menggunakan insulin untuk mengontrol gula darah. PT. Kalbe Farma, Tbk (Kalbe) baru saja meluncurkan insulin hasil produksi pabrik mereka. Insulin tersebut merupakan obat generik bermerek yang harganya lebih terjangkau.

“Dibandingkan dengan originatornya (obat paten yang ditiru), insulin bermerek Ezelin ini sekitar 55% lebih murah. Produk ini memiliki TKDN (tingkat komponen dalam negeri) hampir 50% dan sudah bersertifikat halal. Diharapkan, kehadirannya bisa memenuhi kebutuhan pasien-pasien diabetes di Indonesia,” kata Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Mulia Lie, pada acara Pharmacist Xperience di Jakarta, baru-baru ini.

Mulia menjelaskan, insulin tersebut sudah masuk dalam formularium nasional, sehingga penggunaan oleh pasien peserta program Jaminan Kesehatan Nasional dapat ditanggung BPJS Kesehatan. Menurut Mulia, inisiasi dan proses produksi insulin tersebut melalui proses panjang bertahun-tahun dengan melibatkan alih teknologi. Uji klinisnya dilakukan oleh para pakar dalam negeri dengan responden orang Indonesia. “Indonesia memiliki banyak anak bangsa yang pintar dan berkualitas. Yang dibutuhkan adalah mental untuk memproduksi sendiri, tidak bergantung pada impor,” imbuh Mulia.

Cek Artikel:  Banjir Bandang di Ternate, Dua Dari Tiga Penduduk hilang Berhasil Dievakuasi

Baca juga : Bilangant Beban Bantu Perbaiki Kondisi Penderita Diabetes

Pada kesempatan sama, Ketua Lazim Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Noffendri Roestam, menegaskan bahwa obat generik bermerek, seperti insulin tersebut, memiliki mutu yang setara dengan obat paten, meski harganya lebih murah.

“Harga obat generik bermerek umumnya 30-50% lebih rendah daripada obat paten (originator). Meski demikian, obat generik memiliki kualitas produk yang setara dengan originatornya karena produksinya mengikuti standar CPOB (Metode Pembuatan Obat yang Bagus) dan sudah diperiksa oleh Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan). Salah satu syarat izin edar obat yang ditetapkan Badan POM adalah uji bioekivalensi. Kepada memperoleh izin edar, sebuah obat generik harus memiliki uji bioekivalensi yang hasilnya menunjukkan jumlah obat terserap dan terbuang di dalam tubuh sama persis dengan obat originatornya,” papar Noffendri.

Cek Artikel:  Langkah BNPT dan LPSK Hormati Korban Terorisme Diapresiasi UNODC

Terkait Pharmacist Xperience, kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Kalbe dengan IAI dan Himpunan Seminat Farmasi Rumah Linu. “Kegiatan ini menjadi bentuk dukungan kami terhadap peran apoteker dalam mengedukasi masyarakat terkait diabetes. Dalam kegiatan ini, kami mengajak para apoteker mengunjungi fasilitas produksi Kalbe Farma dan sentral distribusi farmasi. Kami juga menggelar diskusi untuk mencari cara terbaik bagi para apoteker untuk membantu penderita diabetes di Indonesia, termasuk melalui penyediaan insulin berkandungan lokal,” ujar Mulia. (Ant/B-1)

Mungkin Anda Menyukai