PERPUSTAKAAN memiliki peran sentral dalam pembangunan peradaban dan pengetahuan. Kalau dulu perpustakaan hanya menjadi tempat penyimpanan, membaca dan meminjam buku, di era digitalisasi, hal tersebut bertransformasi menuju inklusivitas.
“Perpustakaan harus menyediakan akses yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat, serta mendukung berbagai aktivitas sosial dan ekonomi yang memberdayakan,” jelas Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Rekanan Masyarakat Perpusnas, Sri Marganingsih dalam keterangan resmi.
Pemerintah menyelenggarakan program Berbagi Pengetahuan tentang Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang merupakan upaya kolektif Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dengan Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, dan Colombo Plan.
Baca juga : Praktik Bagus Perpustakaan Gunungkidul dan Magelang Misalnya Inklusivitas Dukung Pembangunan Sosial
Sri Marganingsih menyebutkan, tema “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” yang diangkat dalam program Colombo Plan 2024 sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi masyarakat di belahan dunia mana pun saat ini.
“Perpustakaan harus mampu menjadi agen perubahan sosial, di mana setiap individu, dari berbagai latar belakang, dapat mengembangkan diri, mendapatkan akses informasi yang dibutuhkan, dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” tuturnya.
Menurutnya, kolaborasi dalam Colombo Plan 2024 menunjukkan komitmen kuat untuk menciptakan perpustakaan yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
Baca juga : Delegasi Colombo Plan Kunjungi Hasil Transformasi Perpustakaan Gunungkidul
Program ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, sejalan dengan visi besar kita untuk membangun masyarakat yang cerdas, kreatif, dan kompetitif secara global.
Delegasi Colombo Plan yang berasal dari 11 negara melakukan kunjungan ke Perpustakaan Muda Bakti Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada Rabu, (14/8). Member delegasi berasal dari dari Banglades, Bhutan, Laos, Malaysia, Maladewa, Nyanmar, Nepal, Srilangka, Thailand, Filipina, Vietnam, dan tuan rumah Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang Wisnu Argo Budiono menyebut bahwa Colombo Plan merupakan inisiatif bersejarah dan berdampak besar dalam mendorong kerja sama antar negara di Asia Pasifik dalam bidang pembangunan sosial dan ekonomi. Colombo Plan juga terus menjadi pilar penting dalam menciptakan hubungan yang erat dan saling menguntungkan antar negara anggotanya.
“Kami berharap melalui diskusi dan sesi berbagi pengalaman, kita dapat menemukan solusi inovatif terhadap tantangan yang kita hadapi, baik dalam skala nasional maupun regional,” kata Wisnu. (H-2)
Delegasi Colombo Plan setelah di terima di GOR Desa Ngablak melanjutkan kunjungan ke Perpustakaan Muda Bakti Desa Ngablak, Rumah Produksi Olahan Salak , Kekebun salak milik perpustakaan dan menanam pohon salak madu. (H-2)