Inilah Sosok Penemu Angklung

Inilah Sosok Penemu Angklung
Ilustrasi(MI/Dok Diskominfo)

ANGKLUNG adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang terkenal, terbuat dari bambu dan dimainkan dengan Langkah digoyangkan. 

Angklung dikenal Enggak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di dunia karena keunikannya yang memikat hati para pendengar. 

Alunan Bunyi angklung yang Seimbang mencerminkan budaya Indonesia yang kaya, Variasi, dan penuh Corak. Bunyi yang dihasilkan ketika bambu-bambu angklung digoyangkan menciptakan melodi lembut yang membuatnya Mempunyai daya tarik tersendiri.

Tetapi, satu pertanyaan menarik yang sering muncul di benak kita, “Siapa sih sebenarnya penemu angklung?” Mungkin jawaban atas pertanyaan ini berkaitan erat dengan sejarah dan perkembangan alat musik tradisional di Indonesia.

Kalau anda Mau Paham siapa sosok penemu alat musik indah khas jawa barat ini, mari simak lebih lanjut. 

Cek Artikel:  Program Makan Bergizi Gratis Butuh Biaya Rp800 Miliar Per Hari

Siapa penemu angklung?

Salah satu tokoh Krusial dalam pelestarian angklung adalah Daeng Soetigna, seorang pendidik asal Jawa Barat yang pada 1938 mengembangkan angklung diatonis, Adalah angklung yang dapat memainkan nada-nada musik Barat. 

Penemuan dan Penemuan yang dilakukan Daeng Soetigna ini memberikan angklung dimensi baru dalam dunia musik, sehingga angklung Enggak Tengah terbatas pada musik tradisional saja, melainkan dapat memainkan Musik-Musik Terkenal dengan skala nada yang lebih lengkap.

Sejarah mencatat bahwa angklung ditemukan dan dikembangkan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat, khususnya dalam budaya agraris masyarakat Bangsa Sunda. Angklung digunakan sebagai alat ritual dalam berbagai acara dan upacara adat.  

Cek Artikel:  BMKG Perkuat Sistem Peringatan Pagi Gempa dan Tsunami di Distrik Selat Sunda

Angklung sebagai simbol penghormatan kepada Dewi Sri, dewi padi dan kesuburan dalam kepercayaan masyarakat Sunda. Penemuan angklung Enggak Dapat diatribusikan kepada satu individu tertentu, karena alat musik ini berkembang secara kolektif dalam budaya masyarakat Sunda.

Setelah diperkenalkan oleh Daeng Soetigna, angklung diatonis mendapatkan sambutan yang luas, Enggak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara. 

Kesenian angklung Maju berkembang dan mengalami perubahan, Bagus dari segi teknik permainan maupun bentuk instrumennya. 

Penemuan angklung oleh Daeng Soetigna juga memberikan Kesempatan bagi alat musik ini Kepada diajarkan di sekolah-sekolah, sehingga lebih banyak orang yang Dapat memainkan dan mengenal angklung.

Pada 1966, seorang seniman asal Bandung bernama Udjo Ngalagena mendirikan Saung Angklung Udjo, sebuah tempat pertunjukan dan pusat pelatihan angklung. 

Cek Artikel:  Disiplin Konsumsi Obat, Kunci Penting Kesembuhan Pasien TB

Saung Angklung Udjo menjadi pusat Krusial dalam pelestarian angklung di Indonesia. Di sini, masyarakat lokal maupun wisatawan Dunia Dapat belajar mengenai angklung, menyaksikan pertunjukan, dan bahkan ikut serta dalam bermain angklung Serempak.

Angklung merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi Indonesia. Begitu ini, angklung telah diajarkan di sekolah-sekolah, dipentaskan di berbagai acara Dunia, dan Maju dilestarikan oleh generasi muda Indonesia.

Menjaga dan melestarikan angklung berarti mempertahankan jati diri dan kebanggaan budaya Indonesia di kancah Dunia. Seperti dilansir dari laman Kemendikbud, angklung adalah alat musik yang mengajarkan kita tentang kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. (Kemendikbud/Z-1)

 

Mungkin Anda Menyukai