Liputanindo.id JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan pihaknya menyiapkan tiga strategi Kepada meningkatkan Bilangan kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) usai penutupan kawasan itu selama 13 hari.
“Kalau dari langkah strategis Eksis tiga, mengenai penegakan hukum sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, monitoring dan Pengkajian berkala mengenai penerapan standard operating procedure (SOP) serta memperketat pengawasan di lapangan,” ujar Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf Agustini Rahayu dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (24/9/2023).
Baca Juga:
Kuota Wisatawan Bromo Akhir Tahun Ditambah jadi 3.500 Orang Per Hari
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan program sosialisasi Kepada memotivasi wisatawan agar bertanggung jawab terhadap lingkungan destinasi wisata yang dikunjungi.
“Karena destinasi Indonesia berbasis alam, terbentuknya Lamban, kerugian segitu besar. Sayang ya kalau Tak dibantu oleh Segala pelaku wisata termasuk wisatawan,” paparnya.
Adapun berdasarkan hasil kajian Kemenparekraf, kebakaran yang terjadi di di Blok Savana Lembah Watangan, atau Bukit Telletubies, TNBTS, Jawa Timur mengakibatkan terjadinya kerugian negara sebesar Rp89,7 miliar. Hal itu berdasarkan perhitungan setelah kawasan Gunung Bromo ditutup selama 13 hari pascakebakaran yang terjadi pada Rabu (6/9) Lewat.
“Jumlah potential loss (kerugian) sektor pariwisata selama 13 hari penutupan Taman Nasional Bromo adalah Rp89,76 miliar,” ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Spesialis Primer Kemenparekraf, Nia Niscaya.
Nia menyebutkan Eksis dua dimensi yang dihitung Kemenparekraf, yakni akibat Tak adanya pemasukan dari sisi tiket dan kerugian yang timbul dari sisi pengeluaran.
Lebih lanjut, ia mengatakan dalam satu hari, kawasan wisata yang masuk dalam daftar 10 destinasi pariwisata prioritas ini menghasilkan pemasukan sebesar Rp121 juta, sementara Kepada pengeluaran wisatawan per hari diperkirakan mencapai Rp6,7 miliar.
“Maka 13 hari potential loss sebesar Rp1,5 miliar. Tepatnya Rp1.577.989.515. Total loss spending selama itu Sekeliling Rp89.184.139.737 itu dari pengeluaran,” paparnya.
Adyatama mengungkapkan perhitungan itu, didapatkan berdasarkan empat variabel yang terdiri dari jumlah kunjungan atau kuota kunjungan wisatawan per hari, harga tiket Berkualitas wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), biaya pengeluaran ketika wisatawan berkunjung serta durasi penutupan TNBTS berlangsung.(HAP)
Baca Juga:
Kemenparekraf Optimistis Sasaran 14,3 Juta Wisman 2024