Ini Tantangan Produksi Sinema Perang Kota

Ini Tantangan Produksi Film Perang Kota
Para bintang Sinema Perang Kota (dari kiri ke kanan) Ariel Tatum, Jerome Kurnia, Chicho Jerikho.(imdb)

PRODUSER Rama Adi mengungkapkan tantangan di balik produksi Sinema terbarunya Serempak Pengarah adegan Mouly Surya berjudul Perang Kota, yang melibatkan kolaborasi berbagai negara.

Sinema itu sempat tertunda produksinya Demi pandemi covid-19, Tetapi, pada 2025, Dapat tayang di bioskop Indonesia mulai 30 April.

“Proses produksi Sinema “Perang Kota dimulai Sekeliling 2018/2019. Kami sangat antusias dengan proyek ini hingga datang pandemi covid-19 yang menyebabkan penundaan yang cukup lelet. Tetapi, berkat pengalaman mengikuti berbagai festival Sinema sebelumnya, kami berhasil mengajukan permohonan dukungan pendanaan ke berbagai platform,” ujar Rama, dikutip Rabu (26/3).

Selain dukungan pendanaan, Pengarah adegan Mouly Surya menjelaskan bahwa Sinema tersebut telah dibawa ke berbagai negara Kepada memperoleh dukungan penyelesaian Dampak visual dan tata Bunyi, guna mencapai kualitas Sinema yang optimal dan menghadirkan pengalaman menonton yang imersif bagi penonton.

Cek Artikel:  Iwan Fals Genap 61 Tahun, Istri Siapkan Kado Spesial Konser Bertalu Rindu Asmara

“Dampak visual dikerjakan oleh tim di Amerika Perkumpulan, sedangkan tata Bunyi dikerjakan di Prancis,” kata Mouly.

Keunikan Sinema ini juga terletak pada rasio aspeknya, yang menggunakan format layar 4:3, berbeda dengan format layar Standar Sinema layar lebar, Merukapan 16:9 atau 21:9.

Hal itu dilakukan karena Dalih teknis dan juga idealis sang Pengarah adegan. Karena, menurut Mouly, ia hendak menyajikan situasi gejolak di Jakarta Era dulu (jadul), tahun 1946.

Menurut Mouly, format layar 4:3 terbilang cukup baginya Kepada mengesankan sesuatu yang sederhana tapi juga secara teknis mendekatkan Konsentrasi penonton pada tokoh-tokoh Sinema yang diadaptasi dari novel karya Mochtar Loebis yang berjudul Jalan Tak Eksis Ujung itu, sesuai yang dia inginkan sebagai penulis skenario sekaligus Pengarah adegan filmnya.

Cek Artikel:  Profil Chico Hakim, Sosok yang Sempat Bersitegang dengan Silfester Matutina dalam Acara Debat di Televisi

Dalam Sinema itu, para pemerannya juga dituntut Dapat berbahasa Belanda. Alasan Sinema Perang Kota akan didistribusikan secara komersial di Belgia, Belanda, dan Luksemburg, selain di Indonesia. 

Kepada itu, Mouly mempertebal kemampuan berbahasa para pemeran filmnya dengan Metode mengikutkan mereka dalam lokakarya.

Selain itu, sejak awa,l Mouly Ingin melibatkan aktor yang dekat dengan bahasa Belanda yakni Jerome Kurnia. 

Mouly mengatakan dia pernah Menonton kefasihan Jerome berbahasa Belanda dalam Sinema Bumi Insan, dan dia langsung tertarik mengundangnya bergabung dalam Sinema Perang Kota.

Cek Artikel:  Mainkan Kepribadian Skeptis di Pernikahan Arwah (The Butterfly House), Jourdy Pranata Ngaku Punya Kemiripan, Apa Itu?

Mouly Surya dan Rama Adi optimistis Sinema itu akan disambut Berkualitas oleh penonton di Belanda, karena dekat dengan situasi di masa Lampau yang berkaitan dengan silsilah orang-orang di negara tersebut.

“Demi menjadi Sinema penutup di Festival Sinema Dunia Rotterdam kemarin (Februari 2025), banyak penonton, terutama orang Belanda yang Mempunyai Interaksi dengan Indonesia, merasa sangat dekat dengan Sinema ini,” kata Mouly.

Penayangan komersial Sinema Perang Kota di bioskop-bioskop Belgia, Belanda, dan Luksemburg akan dimulai pada 17 April mendatang. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai