VOLUME kendaraan di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mulai melandai. Puncak arus balik kendaraan usai libur Natal dan Tahun Baru diprediksi terjadi 3 Januari 2025 mendatang.
Ardam Rafif Trisilo, Sustainability Management & Corporate Communications Dept. Head Astra Tol Cipali menjelaskan pada hari ini, Senin (30/11) volume Lewat lintas di tol Cipali mulai melandai. “Hingga pukul 12.00 WIB terdapat 14,8 ribu kendaraan melintasi dari Cikopo menuju Cirebon, menurun Sekeliling 24,6% dibandingkan volume di jam yang sama kemarin,” tutur Ardam, Senin (30/12).
Sementara dari arah sebaliknya, terdapat 13,4 ribu kendaraan melintasi Cikopo menuju Jakarta, meningkat Sekeliling 2,8% dari volume pada jam yang sama kemarin. Kepada esok, Selasa (31/12) diprakirakan arus Lewat lintas juga akan melandai dengan prediksi Sekeliling 79 ribu kendaraan melintasi ruas Tol Cipali.
Dijelaskan Ardam, pada periode libur Nataru 2024/2025 volume arus Lewat lintas terbagi menjadi beberapa gelombang. “Tetapi Kepada peningkatan arus balik Tahun Baru diprediksi terjadi pada Jumat, 3 Januari 2024 dengan Taksiran 99 ribu kendaraan melintasi tol Cipali.”
Menyantap tingginya arus kendaraan pada libur Nataru ini, Astra Infra selaku pengelola ruas tol Cipali meminta kepada pengguna jalan tol Kepada menghindari perilaku berkendara yang berbahaya.
“Yang harus dihindari pengguna jalan adalah parkir liar atau beristirahat di bahu jalan tol,” tutur Ardam.
Selain melanggar hokum, perilaku ini juga dapat menghambat kelancaran Lewat lintas dan meningkatkan risiko kecelakaan. Bahu jalan tol hanya digunakan Kepada kondisi darurat, bukan Kepada berhenti atau beristirahat.
“Apabila pengendara lelah, segera beristirahatlah di rest area terdekat,” tutur Ardam.
Bukan hanya parkir liar, perilaku naik-turun penumpang pun termasuk dalam perilaku yang sangat berbahaya dan harus dihindari, mengingat laju kendaraan yang cukup tinggi di jalan tol.
“Ketika terdapat kendaraan yang berhenti secara tiba-tiba dan sembarangan, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan di jalan tol,” tutur Ardam.
Selain itu, adanya kendaraan Over-Dimension & Overloading (ODOL) di jalan tol pun sangat berbahaya. Membawa beban berlebih dapat Membangun kendaraan sulit dikendalikan.