Ini Peran Dua Teroris Grup JAD yang Ditangkap di Bima

Ini Peran Dua Teroris Kelompok JAD yang Ditangkap di Bima
llustrasi: Densus 88 Anti Teror Polri(Dok.Antara)

DENSUS 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD) di Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (4/9). Salah satu tersangka merupakan Amir atau pimpinan kelompok JAD.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Erdi Adrimulan Chaniago mengatakan dua tersangka yang ditangkap berinisial LHM dan DW. Keduanya ditangkap di dua lokasi yang berbeda yakni untuk DW dibekuk di Jalan Gajah Mada, Penarega, Bima, pukul 08.55 WITA. Kemudian LHM ditangkap di Pentol, Kecamatan Mpunda, Bima, sekitar pukul 09.09 WITA.

“LHM berperan menjadi Amir atau orang yang dituakan di dalam kelompok JAD sering memberikan khutbah Jumat dengan tema radikal kepada masyarakat umum dan anggota. Yang bersangkutan yang mengerahkan anggota untuk kegiatan ketangkasan fisik dan menggerakkan kegiatan halaqo di Bima, Sumbawa Barat dan Nusa Lombok,” kata Erdi dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/9)

Cek Artikel:  Presiden sebut Lebih Berkualitas Risma Mundur dari Kabinet

Baca juga : Pelaku Teror Kunjungan Paus Fransiskus Pernah Baiat ke ISIS

Sementara untuk DW kata Erdi, berperan dalam proses kaderisasi. Tersangka sambungnya juga melaksanakan pelatihan fisik beladiri, renang laut dalam rangka penguatan fisik untuk persiapan aksi teror.

“Keduanya mengikuti baiat massal kepada kelompok ISIS dan bergabung kelompok JAD Bima,” ungkapnya.

Sedangkan barang bukti yang didapat dari kedua tersangka yaitu senapan angin dan 15 buku. Erdi menegaskan kelompok JAD sesuai dengan keputusan pengadilan ditetapkan sebagai kelompok teror. Buat itu, dirinya mengharapkan kepada masyarakat untuk peka dan tidak berhubungan dengan kelompok tersebut.

Ia meminta masyarakat untuk waspada dan mampu memilah agar tidak memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan yang memberikan pemahaman radikal.

Cek Artikel:  Kata Pengamat Soal Berkas Kasus Firli yang Tak Kunjung Rampung

“Penangkapan kepada tersangka memberikan fakta bahwa kelompok teror secara sistemis melakukan perekrutan dan menanamkan pengamanan yang keliru,” tukasnya. (P-5)

 

Mungkin Anda Menyukai