Ini Pakem Berkebaya Menurut Didiet Maulana

Ini Pakem Berkebaya Menurut Didiet Maulana
Desainer Didiet Maulana(MI/RAMDANI)

BANYAK orang senang mengenakan kebaya karena keanggunannya dan identitas budaya yang kuat. Desainer Didiet Maulana menjelaskan pakem atau aturan berkebaya yang mungkin belum tentu banyak diketahui orang.

“Kebaya itu adalah busana yang memiliki bukaan depan,” kata Didiet saat gelaran Kebaya Fest di Pos Bloc, Pasar Baru, Jakarta, Minggu (28/7).

Desainer yang belasan tahun berkiprah di dunia mode dan telah meneliti kebaya selama enam tahun itu memaparkan kebaya memiliki pakem yang hadir sejak awal kelahirannya.

Baca juga : Ini Lho Jenama Lelahl yang Bakal Tampil di New York Fashion Week The Shows

Kebaya yang masih mengindahkan pakem-pakem disebut kebaya klasik. Terdapat beberapa hal yang menjadi pakem sebuah kebaya klasik, antara lain memiliki bukaan di bagian depan, menggunakan kancing, peniti atau bros yang sekaligus berfungsi sebagai aksesori, memiliki variasi panjang, mulai dari sejajar dengan panjang lengan, hingga ke lutut.

Cek Artikel:  Artkea Stripes Hadirkan Kemeja Pola Garis Berbagai macam Gaya di PIMFW 2024

Selain itu, kebaya sesuai pakem juga memiliki variasi di bagian bawah, yaitu potongan lurus atau lancip.

Sementara baju yang menyerupai kebaya, namun, memiliki bukaan di bagian belakang bukanlah kebaya, melainkan baju kurung, ungkap Didiet.

Baca juga : Didiet Maulana Berharap Kebaya Jadi Tanda Khas Seperti Kimono

Meski begitu, Didiet tak mengelakkan perkembangan dunia mode saat ini, termasuk kebaya, telah banyak mengalami modifikasi.

“Tetapi, menurutku, biarkan kebaya hidup dengan tren fesyen yang ada. Karena budaya itu harus masuk dengan halus, masuk dengan damai, tetapi, pada saat yang sama kita juga bisa memperkenalkan pakem-pakem kebaya,” ungkapnya.

Didiet mengungkap, banyak anak muda saat ini yang mengekspresikan kebanggaan akan kebaya dengan cara dan seleranya sendiri, meski tak selalu mengikuti pakem kebaya klasik.

Cek Artikel:  Tampil Trendi dan Syari Ketika Lebaran ala Taqeeya

Hal itu justru, menurut dia, pertanda baik, bahwa anak muda, utamanya generasi Z (Gen Z), tidak malu untuk mengenakan dan memperkenalkan budaya tanah asalnya, dalam hal ini adalah kebaya.

“Ketika kita ingin membawa kebaya bisa masuk di generasi muda, ketika kita ingin berbicara dengan suatu generasi, kita harus berbicara dengan bahasa mereka. Jadi tidak masalah mereka bebas mengekspresikan diri dengan kebayanya,” pungkas Didiet. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai