Ini Metode Meminimalkan Kemungkinan Mengalami Kebotakan

Ini Cara Meminimalkan Kemungkinan Mengalami Kebotakan
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis dermatologi lulusan Universitas Indonesia Arlene Rainamira menjelaskan risiko kebotakan rambut yang dapat dialami oleh pria maupun wanita dan cara meminimalkannya agar rambut tetap terawat dengan maksimal.

“Bagus laki-laki maupun perempuan memiliki masalah kebotakan itu memang ada yang diturunkan secara genetik,” kata dokter yang berpraktik di RSIA Kemang Medical Care itu, dikutip Senin (29/7).

Kalau sudah memiliki genetik kebotakan, masalah tersebut sulit untuk dihindari. Masalah kebotakan biasanya terjadi pada pria saat memasuki usia 30-an tahun dan wanita di atas usia 30-40 tahun.

Baca juga : Kiat Memilih dan Merawat Wig untuk Tampil Percaya Diri

“Kalau alopesia atau kebotakan itu pattern-nya khusus, pattern-nya bisa dimulai di depan, tengah, lama-lama semakin tipis (hingga botak secara keseluruhan),” jelas Arlene.

Cek Artikel:  Masuki Era the Attention Economic, Remaja dan Perempuan Rawan Terobsesi atas Penampilan

Meskipun mengalami kebotakan, Arlene menyarankan agar pasien tetap merawat rambut secara rutin untuk menghindari masalah kesehatan rambut yang lebih parah.

“Rutinnya masih tetap sama untuk kebotakan, pakai sampo yang dipijat di kulit kepala dan jangan digosok-gosok,” ungkap Arlene.

Baca juga : Ini Tiga Jenis Kebotakan yang Biasa Terjadi di Masyarakat

Selanjutnya, gunakan conditioner di bagian batang rambut dan gunakan masker rambut sesuai kebutuhan. Jangan lupa untuk mengeringkan rambut dengan handuk selama kurang lebih lima menit tanpa memeras atau menggosoknya.

Demi kondisi kebotakan pada rambut sudah parah, Arlene menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar diberikan pengobatan yang sesuai. Mulai dari pemberian obat hingga transplantasi rambut.

Cek Artikel:  Jels Ini Bahaya Menyepelekan Mata Kering

“Kalau kebotakannya sudah ekstrim, memang harus dikonsultasikan ke dokter untuk diberikan pengobatan khusus alopesia tersebut,” ujar Arlene.

Baca juga : Anda Pengguna Hijab? Ini Tips Agar Terhindar dari Kebotakan

“Terapinya bisa dari obat, obat oles atau obat minum, low level light terapy, suplemen, micro needling, PRP, dan yang paling akhir adalah transplant,” sambungnya.

Arlene menyebut masing-masing perawatan untuk mengatasi kebotakan memiliki risiko dan efek samping tertentu.

Misalnya, pemberian obat yang tidak cocok dengan kondisi kesehatan pasien dapat menimbulkan iritasi hingga kemerahan, atau transplantasi rambut yang dapat menimbulkan infeksi jika pasien tidak menjaga kebersihan diri dan area transplantasi rambut dengan baik.

Meski demikian, Arlene mengatakan risiko-risiko tersebut dapat dihindari selama pasien mematuhi saran yang diberikan dokter dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan agar dokter dapat memantau efektivitas pengobatan untuk kebotakan yang telah dilakukan terhadap pasien. (Ant/Z-1)

Cek Artikel:  Jadwal Imunisasi Anak Lengkap, Wajib Diingat

 

Mungkin Anda Menyukai