Ini Beda Literasi Tradisional dengan Literasi Digital

Ini Beda Literasi Tradisional dengan Literasi Digital
Ilustrasi–Pengunjung membaca buku di Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor, Jawa Barat.(ANTARA/Arif Firmansyah)

DALAM konteks tradisional, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis seperti yang kita pahami saat ini. Lebih dari itu, literasi merujuk pada pemahaman dan penguasaan pengetahuan yang diwariskan secara lisan melalui mitos, legenda, ritual, dan hukum adat yang membentuk identitas serta struktur sosial masyarakat. 

Pengetahuan itu disampaikan melalui cerita lisan, upacara adat, dan simbol-simbol visual yang sarat makna, mencerminkan keterampilan yang melekat dalam budaya dan kehidupan sehari-hari.

Tetapi, seiring perkembangan zaman, konsep literasi telah mengalami transformasi. Literasi kini mencakup penguasaan keterampilan praktis dan kemampuan berpikir kritis yang penting untuk beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Baca juga : Kemenag, BRIN, dan Most UNESCO Sinergi Perkuat Literasi Kebencanaan Berbasis Perpustakaan Masjid

Cek Artikel:  5 Baju Eksist Jawa Timur untuk Lelaki dan Perempuan, Berikut Kepribadianistik-cirinya

Literasi modern menjadi alat untuk membantu manusia bertransformasi dalam menghadapi dunia yang terus berubah, menggabungkan warisan pengetahuan tradisional dengan tuntutan dan tantangan era digital.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita lihat perbedaan antara literasi tradisional dan juga literasi digital yaitu bahwa literasi tradisional dan literasi digital memiliki perbedaan mendasar yang mencerminkan perubahan cara kita mengakses, memahami, dan menggunakan informasi. 

Literasi tradisional berfokus pada kemampuan membaca dan menulis dalam konteks cetak, serta pengetahuan budaya yang diwariskan melalui cerita lisan, ritual, dan simbol-simbol adat. Ini melibatkan keterampilan memahami teks tertulis, serta penguasaan pengetahuan yang membentuk identitas sosial dan budaya suatu komunitas.

Baca juga : Peran Literasi Digital Dorong Bingungkatan Human Capital kepada Pegawai PT PLN

Cek Artikel:  Pemenuhan Gizi Membutuhkan Literasi dan Edukasi, Bukan Penambahan Industri

Di sisi lain, literasi digital melampaui sekadar membaca dan menulis; ini mencakup kemampuan untuk menavigasi, menganalisis, dan memanfaatkan informasi di dunia maya. 

Literasi digital melibatkan keterampilan teknologi, seperti memahami media sosial, berpikir kritis terhadap informasi online, dan mengelola privasi digital. 

Sementara literasi tradisional mengakar pada nilai-nilai komunitas dan sejarah, literasi digital menuntut adaptasi cepat dan fleksibilitas di tengah arus informasi yang terus berkembang dan berubah secara dinamis. 

Keduanya penting, namun literasi digital membuka pintu untuk berinteraksi dengan dunia yang lebih luas, lintas batas geografis dan budaya, menjadikan kemampuan ini sangat vital di era modern. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai