Ini Akibat 5G dan Teknologi Seluler terhadap Transformasi Industri di Indonesia

Ini Dampak 5G dan Teknologi Seluler terhadap Transformasi Industri di Indonesia
Para pembicara pada Digital Nation Summit Jakarta yang dilaksanakan di Main Hall, 1/F Gedung Bilangan Pesona, Kamis (12/9)(MI/Melani Pau)

DI ajang  Digital Nations Summit di Jakarta, Kamis (12/9), Dunia System for Mobile Communication Association (GSMA) memaparkan wawasan terbaru mengenai peran 5G dan teknologi seluler dalam mendorong kemajuan di sektor-sektor utama Indonesia. 

Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan fokus pada upaya Indonesia menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar dunia melalui ekonomi digital dan visi Industri 4.0.

Laporan Mobile Economy Asia Pacific 2024 dari GSMA menunjukkan perkembangan pesat teknologi seluler di Indonesia dan potensi pertumbuhan yang signifikan ke depannya. 

Baca juga : Mitsubishi Electric Indonesia di Indonesia 4.0 Conference and Expo: Revolusi Factory Automation dan Sustainability

Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar ponsel pintar terbesar kedua di Asia Pasifik pada 2030, dengan 387 juta koneksi smartphone yang akan membuka peluang bagi layanan digital baru dan meningkatkan produktivitas ekonomi.

Meskipun 5G masih dalam tahap awal, laporan GSMA Intelligence mengungkapkan lebih dari 32% koneksi di Indonesia diproyeksikan akan menggunakan 5G pada 2030, sementara 67% lainnya akan menggunakan 4G. Penggunaan ponsel pintar di Indonesia juga diperkirakan akan mencapai 94% dari populasi.

Cek Artikel:  Spesifikasi Oppo Reno 12F 5G, Handphone Baru yang Dijual Mulai Rp 4 Jutaan

Kolaborasi untuk mempercepat transformasi digital

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail menekankan pentingnya kolaborasi untuk mendukung transformasi digital Indonesia. 

Baca juga : Tingkatkan Kualitas Bakat Digital Indonesia melalui Beasiswa Amartha Cendekia

Ia menyatakan fokus pemerintah pada pengembangan spektrum dan pelepasan pita frekuensi utama akan memungkinkan layanan canggih seperti 5G.

Kemenkonminfo juga telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (Wantrii) untuk mempercepat adopsi 5G dan mendorong pengembangan ekosistem teknologi digital di berbagai sektor industri.

Head of APAC di GSMA Julian Gorman menyebut 5G memiliki potensi untuk merevolusi sektor industri yang menjadi inti pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Baca juga : Imajin Kembangkan Hardware dan Biokteknologi Berbarengan ITS

“Akibat transformasional dari teknologi seluler, termasuk 5G, pada industri menunjukkan pentingnya bagi Indonesia untuk membangun ekosistem dinamis yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi,” ujarnya.

Cek Artikel:  Berapa Jumlah Bulan di Tata Surya Rupanya Ratusan

Ketua Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) Tegar Prasetya juga menekankan perlunya pendekatan kolaboratif antara sektor publik dan swasta untuk mencapai transformasi digital. 

Menurutnya, kolaborasi ini akan memanfaatkan potensi penuh 5G dan teknologi seluler lainnya untuk mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca juga : Transformasi Ide ke Produk: Pelajaran di Industri Teknologi

Investasi dan dampak ekonomi

GSMA memperkirakan Indonesia berpotensi menerima investasi sebesar US$18 miliar di sektor seluler antara 2024 dan 2030, dengan sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan jaringan 5G. 

Investasi ini diharapkan dapat menyumbang US$41 miliar terhadap PDB Indonesia dalam enam tahun ke depan, menyoroti peran penting teknologi seluler dalam perekonomian.

Dalam acara tersebut, operator seluler dan perusahaan teknologi memamerkan berbagai inovasi, termasuk gudang pintar 5G pertama di Indonesia yang meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen logistik. 

Cek Artikel:  Fitur Baru di Google Maps dan Waze, Betulkah Pandai Membantu Hindari Kecelakaan dan Mencari Capeksi Parkir

Sektor pertambangan juga diproyeksikan akan merasakan manfaat dari teknologi 5G, yang dapat meningkatkan operasi dan protokol keselamatan.

Selain itu, empat operator seluler utama di Indonesia — Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren — telah memperkenalkan layanan API baru, seperti Number Verify, SIM Swap, dan Device Location. 

Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif ‘GSMA Open Gateway’ yang bertujuan membuka era baru inovasi dalam keamanan dan pengalaman pelanggan di layanan digital.

Kemajuan dalam komunikasi satelit juga diharapkan dapat mendukung penciptaan masyarakat inklusif. Layanan internet Starlink, yang diluncurkan pada Juni 2024, diharapkan dapat memberikan konektivitas di pulau-pulau terpencil di Indonesia. 

Pemerintah Indonesia dan SpaceX juga telah menjalin kerjasama untuk meningkatkan konektivitas di sektor kesehatan dan pendidikan.

Melalui kombinasi investasi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi digital global, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai