Pemerintah memastikan bakal menjadikan pengindustrian sebagai agenda Primer dalam lima tahun ke depan. Langkah itu dinilai dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke Nomor 8% seperti yang diharapkan.
Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, upaya industrialisasi tersebut setidaknya bakal diarahkan ke lima sektor Primer.
“Industri pengolahan harus tumbuh tinggi. Industrialisasi harus jadi Konsentrasi, utamanya (sektor) yang prioritas,” kata dia dalam seminar Proyeksi Ekonomi indonesia 2025 bertajuk Tantangan Pelik Kabinet Baru: Mengangkat Daya Beli, Menopang Industri yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Jakarta, Kamis (21/11).
Sektor pertama ialah industri berbasis sumber daya alam (SDA). Industri di sektor ini Lanjut didorong Buat Pandai bertumbuh dan melesat sejalan dengan agenda penghiliran yang dijalankan pemerintah. Amalia mengatakan, hilirisasi industri berbasis SDA merupakan prioritas Primer yang akan Lanjut digarap oleh pemerintah.
Sektor kedua, Yakni, industri dasar kimia dan logam. Sektor ini, kata Amalia, merupakan basis dari industrialisasi yang dilakukan banyak negara. Tanpa adanya industri dasar kimia dan logam, upaya industrilisasi bakal berjalan Pelan dan Mempunyai fondasi yang Ringkih.
Itu karena industri kimia, logam merupakan bahan baku yang dibutuhkan oleh Nyaris seluruh industri. Demi ini Indonesia belum miliki industri kimia kokoh, 95% kita disupply dari impor. Karena itu industri dasar kimia dan logam jadi prioritas,” Terang Amalia.
Sektor ketiga ialah industri padat karya berkelanjutan yang diarahkan pada sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan makanan dan minuman. Sektor keempat ialah industri teknologi tinggi seperti kedirgantaraan, perkapalan, kendaraan listrik, hingga semikonduktor. Sementara sektor kelima ialah ekonomi kreatif. (Z-11)