Industri Media Hadapi Kompetisi dan Adaptasi Model Bisnis serta Regulasi

Industri Media Hadapi Kompetisi dan Adaptasi Model Bisnis serta Regulasi
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat(Tangkapan layar Perhimpunan Obrolan Denpasar 12)

MASALAH Lalu-menerus datang menghujani industri media hingga banyak yang terkena PHK dan media yang yang gulung tikar. Setelah dihantam pandemi, adanya teknologi baru, adaptasi, hingga model bisnis yang berubah memperparah kondisi industri media Begitu ini.

“Dulu industri media bergantung kepada iklan dan Begitu ini iklan tersebut sudah mengalami pergeseran model bisnisnya berubah. Kemudian Penguasaan iklan digital di mana sosial media Begitu ini Eksis model bisnis baru,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam Perhimpunan Obrolan Denpasar 12 secara daring, Rabu (30/10).

Model bisnis industri media harus Bertanding dengan banyaknya influencer dan model-model baru yang mungkin Kagak Mempunyai entitas dan Kagak menggunakan juga aturan yang bagaimana diterapkan kepada industri. Hal itu semakin diperparah dengan adanya kompleksitas regulasi yang mau Kagak mau Membangun industri media makin sulit beradaptasi.

Cek Artikel:  7 dari 10 Konsumen Indonesia Membeli Produk untuk Mengekspresikan Birui Politik Mereka

“Catatan lain kualitas jurnalisme juga sudah harus kita akui adanya keterbukaan yang luar Normal menyebabkan sebagian media akhirnya mengorbankan kualitas demi sensasi saja,” ucapnya.

“Sekalian permasalahan itu ditambah Kembali masalah PHK. Oleh karena itu tantangan industri rasanya memerlukan perhatian bukan hanya dari pemerintah tetapi dari kita Sekalian. Harus Eksis skema perlindungan diupayakan Buat Dapat memberikan ruang kepada industri media termasuk dalam hal ini bagaimana digitalisasi media dan pemberitaan Buat Dapat mempertahankan kualitas pemberitaan sebagaimana diatur dalam regulasi,” Terang Rerie sapaan akrabnya.

Rerie menilai Begitu ini yang paling Krusial adalah keberlangsungan kehidupan industri. Selain itu perlu memastikan ketersediaan lapangan kerja yang terdampak PHK karena jumlah gelombang PHK industri media Kagak Dapat dihindari.

Cek Artikel:  Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan Daya Saing SDM Indonesia

Ia menceritakan pada tahun 1993 ia pernah mengikuti konferensi di Wina Austria terkait kondisi media pada Begitu itu yang bertema media cetak yang sekarat dan memang terbukti beberapa tahun kemudian surat Berita Uzur di dunia mulai tutup. 

Tetapi yang lebih mengejutkan bahwa dulu awalnya dari tema surat Berita yang sekarat karena industri media beralih pada televisi. Rupanya Begitu ini era televisi juga sudah mengalami usia senja tanpa.

“Tahun 2023 dicatat sebagai tahun yang paling kelam bagi beberapa industri termasuk media. Krisis yang mulai terasa betul-betul sudah membuahkan kepada tutupnya banyak perusahaan,” pungkasnya. (H-2)

Cek Artikel:  Jaga Kepercayaan Muzaki, Baznas Perkuat Keamanan Transaksi Keuangan

 

Mungkin Anda Menyukai