MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pencapaian signifikan sektor fesyen dalam menciptakan lapangan kerja dan kontribusi ekspor.
Sektor industri kreatif fesyen telah berhasil menciptakan 17% dari total 25 juta lapangan kerja yang disumbangkan oleh sektor ekonomi kreatif.
“Jumlah lapangan kerja yang diciptakan oleh sektor fesyen sudah mencapai 17% dari total 25 juta lapangan kerja yang disumbangkan dari sektor ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno belum lama ini.
Baca juga : Membuka Lapangan Kerja Jadi Tujuan Istimewa Huggy Boo
Selain itu, Sandiaga juga menyoroti kontribusi besar sektor fesyen dalam nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia.
Pada 2022, sektor fesyen mencatat total nilai ekspor sebesar US$16,5 miliar. angka ini menjadikannya penyumbang terbesar di antara sektor-sektor ekonomi kreatif lainnya.
“Kontribusi nilai ekspor terbesar di sektor ekonomi kreatif adalah fesyen dengan total 16,5 miliar dolar di tahun 2022,” tambah Sandiaga.
Baca juga : Sandiaga Dorong Berdayakan UMKM Belitung Timur Agar Buka Lapangan Kerja
Sandiaga juga mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka.
Menurutnya, peningkatan kualitas produk adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan membawa Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Mari kita dorong para pelaku ekonomi kreatif untuk fokus pada peningkatan kualitas produk. Saya harap ini akan membawa kesuksesan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Sandiaga.
Baca juga : Krusialnya Branding UMKM untuk Tingkatkan Awarness, Pemasaran, dan Penjualan
Dengan pencapaian ini, sektor fesyen Indonesia tidak hanya menunjukkan potensinya dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi juga sebagai kontributor utama dalam perekonomian nasional melalui nilai ekspor yang signifikan.
“Pemerintah dan para pelaku usaha diharapkan dapat terus berkolaborasi untuk memperkuat dan mengembangkan industri fesyen tanah air,” tambah dia.
Advisor JF3 Thresia Mareta menyampaikan, untuk mendukung pertumbuhan industri mode tanah air, pihaknya terus menyatukan seluruh potensi bangsa, dengan melibatkan ratusan pengrajin, UMKM, desainer muda berbakat dan terkemuka lewat JF3.
Baca juga : Kemenperin Cari Pelaku Industri Kriya dan Fesyen Inovatif Melalui IFCA 2023
Dengan berbagai perkembangannya, JF3 menarik perhatian pengamat mode, influencer, pemerintahan, serta media nasional dan internasional.
“JF3 hadir tidak hanya dalam tatanan lokal, namun juga masuk dalam ekosistem industri mode global dengan hadirnya desainer dari Perancis dan Asia Tenggara di runway JF3, serta kolaborasi dengan DRP Paris di JF3 2024,” jelas Thresia.
Digelar sejak 2004 silam, jumlah pengunjung JF3 terus meningkat secara signifikan. Pada 2023, tercatat pengunjung JF3 naik sekitar 34% dari 2022.
“Pengunjung di tahun 2023 mencapai angka 3,6 juta, meningkat dari 2,7 juta pengunjung di tahun 2022,” kata Thresia.
Thresia menjelaskan, selama 20 tahun ada sekitar 265 kreator desainer yang sudah berkolaborasi dengan JF3. Mereka gerdiri dari desainer dan brand fashion.
Mengertin 2024 JF3 menghadirkan 2 eksibisi dengan konsep berbeda yakni Niwasana by Fashion Village yang digelar mulai 18 Juli hingga 28 Juli 2024 di Gafoy, Mall Kelapa Gading dan DRP Jakarta yang digelar mulai 26 Juli hingga 4 Agustus 2024 di Summarecon Mall Serpong.
“Setelah mengumpulkan pengalaman selama 20 tahun, kami melihat ada beberapa mata rantai yang belum terkoneksi dalam rangkaian industri fesyen Indonesia sehingga menyebabkan industri fesyen Indonesia sulit untuk maju. Kedepannya JF3 akan lebih berperan untuk mengisi matar antai yang terputus ini dengan eksekusi yang nyata,” tandas dia. (Z-10)