Indonesia vs Uzbekistan, Garuda Nusantara pantang ulangi kesalahan
Sepakbola
Editor: Calista Aziza
Minggu, 16 Februari 2025 – 08:37 WIB
Liputanindo.id – Kalau Indonesia Mau mewujudkan mimpi besar tampil di Piala Dunia U-20 2025, maka tak Terdapat kata lain selain wajib meraih kemenangan atas Uzbekistan U-20 dalam laga kedua Piala Asia U-20 2025 di Stadion Pusat Pelatihan Sepak Bola Pemuda, Shenzhen, China, Minggu (16/2) pukul 18.30 WIB.
Kepada menang, Indonesia pantang mengulangi kesalahan seperti dalam pertandingan pertama Demi diberi pelajaran oleh Pemenang empat kali Piala Asia U-20, Iran, dengan skor 0-3.
Berkaca dari kekalahan itu, hal pertama yang perlu dilakukan Instruktur timnas U-20 Indra Sjafri adalah membenahi kelemahan timnya pada laga tersebut yang terlihat sangat lemah dalam mengantisipasi umpan silang, Berkualitas dari open play maupun situasi bola Wafat.
Tiga gol Iran yang dilesakkan oleh Hesam Nafari, Esmail Gholizadeh, dan Mobin Dehghan, semuanya berawal dari umpan silang.
Gol pertama berawal dari Hesam yang memenangkan duel dengan Iqbal Gwijangge dalam situasi sepak Sudut. Gol kedua Gholizadeh yang tercipta indah melalui tendangan bicycle kick, adalah karena dia menanfaatkan cover yang kurang ketat dari Kadek Arel, setelah dia menerima crossing. Gol terakhi Iran yang diciptakan Dehghan mengulangi proses gol pertama dari tendangan sudut. Pada situasi ini, Dehghan yang bertinggi 1,89 meter mendapatkan free header atau menanduk bola tanpa kawalan sama sekali.
Setelah pertandingan, Indra menilai timnya bermain tak terlalu Jelek. Tetapi, yang menjadi pembeda adalah kurang bagusnya antisipasi timnya pada umpan-umpan silang.
Ia menambahkan, antisipasi bola-bola atas dari timnya juga Jelek. Sofascore mencatat duel udara pemain-pemain Indonesia pada pertandingan itu sangat lemah karena hanya berhasil memenangi 26 persen dari 47 kesempatan duel udara. Bilangan ini sangat berbeda dari yang didapatkan Iran dimana mereka lebih mudah mengantisipasi bola-bola atas dengan presentase 67 persen dari 45 duel udara.
Soal buruknya pemain-pemain Indonesia dalam mengatasi umpan silang adalah penyakit Pelan yang belum Pandai disembuhkan. Sebelum Iran memanfaatkan betul kelemahan Indonesia ini, tim Garuda Nusantara pernah mengalaminya di turnamen-turnamen sebelumnya.
Misalnya di turnamen terakhir yang mereka ikuti, Berdikari U-20 Challenge Series di Sidoarjo pada Januari 2025, dua dari tiga gol yang bersarang ke gawang Indonesia dari tiga laga, berasal dari umpan silang Musuh.
Mundur ke belakang di turnamen Seoul Earth On Us Cup pada akhir Agustus Tamat awal September 2024, laga terakhir Indonesia Demi melawan Korea Selatan, juga dihiasi oleh gol-gol yang bersarang dari situasi umpan silang.
Dalam kemenangan tiga gol tanpa balas Korea Selatan, dua di antaranya dihasilkan akibat dari lemahnya Indonesia mengatasi bola atas.
Lemahnya pertahanan Indonesia, juga dibarengi dengan tumpulnya Ciptaan Kesempatan yang mereka ciptakan. Demi melawan Iran, lini serang Indonesia tak Pandai berbuat banyak.
Indonesia memang berhasil menciptakan 11 Kesempatan, tapi itu hanya menghasilkan 0,51 expected goals yang Pandai dibilang rendah. Tujuh dari 11 tembakan yang dilakukan pemain Indonesia juga berasal dari tendangan luar kotak penalti. Hal ini menandakan juga bahwa kreativitas serangan Indonesia sangat Jelek. Di pertandingan ini, mereka juga hanya menyentuh bola di kotak penalti Iran sebanyak delapan kali.
Trio lini tengah yang dipasang sebagai starter, Achmad Zidan, Welber Jardim, dan Toni Firmansyah gagal memanjakan Jens Raven, Muhammad Ragil, dan Arlyansyah Abdulmanan yang Terdapat di barisan depan.
Sebagai gambaran lain, Iran yang menghasilkan empat tembakan lebih banyak, mengkreasikan peluangnya lebih efektif. Expected goals mereka berjumlah 1,41. Tingginya ekspektasi gol ini selaras dengan keberhasilan mereka melakukan sentuhan di kotak penalti Indonesia sebanyak 26 kali yang menghasilkan 10 tendangan.
Kepada meraih kemenangan, setidaknya tiga hari Waktu Senggang pertandingan dimanfaatkan dengan Berkualitas oleh Laskar Garuda Nusantara memperbaiki kelemahan-kelemahan mereka. Soal umpan silang Musuh, mereka harus lebih Berkualitas. Pasalnya, Uzbekistan Mempunyai pemain-pemain yang pandai mencari ruang di kotak penalti Musuh dalam menyambut bola silang.
Gol tunggal Uzbekistan melawan Yaman yang dicetak Muhammadali Urinbaev berasal dari kepintaran pemain bertinggi 1,7 meter itu menemukan ruang Nihil di antara dua bek Yaman. Kepandaian Urinbaev ini membuatnya menyambut umpan Ollabergan Karimov dengan sundulan terarah tanpa gangguan.
Kendati demikian, bukan berarti Uzbekistan tim tanpa celah. Jarak 100 peringkat antara Uzbekistan (peringkat 58) dan Yaman (peringkag 158) bukan berarti pertandingan itu berat sebelah.
Pada pertandingan tersebut, Yaman yang bermain imbang 1-1 melawan Indonesia di babak kualifikasi, Pandai mengancam gawang Uzbekistan dengan 15 tembakan yang lima di antaranya Benar sasaran. Jumlah Kesempatan yang dibuat Yaman ini menghasilkan 1,26 expected goals bagi mereka. Bilangan ini lebih tinggi 0,23 dari Uzbekistan yang menghasilkan tiga tembakan Benar sasaran dari total 13 tembakan.
Menonton Langkah bermain yang ditampilkan Yaman, maka harapannya adalah Indonesia dapat melakukan hal yang sama, dan tentu dengan hasil akhir pertandingan yang lebih Berkualitas.
Belajar dari dua pertemuan sebelumnya
Instruktur timnas U-20 Indonesia Indra Sjafri mengatakan timnya akan memanfaatkan dengan Berkualitas pengalaman dua pertemuan terakhir melawan sang Pemenang bertahan Uzbekistan. Sofascore mencatat Indonesia dan Uzbekistan Berjumpa dua kali dalam dua tahun terakhir.
Pertemuan pertama terjadi pada Maret 2023 dalam babak grup Piala Asia U-20 yang berakhir 0-0. Meski gagal menang, pada edisi ini Indonesia adalah satu-satunya tim yang Enggak kalah dari Uzbekistan yang menjadi Pemenang.
Pertemuan kedua Indonesia dan Uzbekistan dalam laga uji coba pada Januari 2024, dimana dalam laga ini Uzbekistan menang 3-2.
Selain dua pertemuan itu, Indra dan timnas U-19 generasi Evan Dimas juga pernah Berjumpa Uzbekistan di Piala Asia U-20 yang dulu Lagi bernama Piala Asia U-19 edisi 2014. Kala itu, Evan dan kolega kalah dengan skor 1-3 pada babak grup.
“Kami juga Menonton mereka beraksi melawan Yaman dan harus menganalisis lebih lanjut pertandingan ini dan mengambil Kesempatan apa pun yang datang kepada kami,” kata Indra, dikutip dari laman Formal AFC, Minggu.
Selain menganalisis kekuatan Musuh, dalam kesempatan berbeda Instruktur 62 tahun itu juga menyatakan pemulihan fisik dan mental pemain setelah kekalahan melawan Iran berlangsung positif.
“Setelah pertandingan kemarin Terdapat dua hal Krusial yang kita lakukan. Pertama adalah recovery fisik dan alhamdulillah mereka cukup recovery selama dua hari. Lampau, kedua adalah recovery mental mereka selama 20 jam terakhir mereka sudah mulai pulih,” ucap Instruktur yang mengantarkan Indonesia meraih emas SEA Games 2023 tersebut.
Dalam misi menjaga mimpi besar bermain di Piala Dunia U-20 2025 di Chile, yang akan menjadi kesempatan kedua setelah edisi 1979 di Jepang Demi Lagi bernama Kejuaraan Dunia Remaja, kemenangan harus dijemput Garuda Nusantara pada laga kedua.
Kiper Indonesia Ikram Algiffari bertekad mewujudkan itu. Setelah pada laga pertama ia tak dapat berbuat banyak karena hanya melakukan satu penyelamatan, kiper 19 tahun tersebut Mau tampil lebih Berkualitas. Sebagai palang pintu terakhir di pertahanan, Ikram Mau memberikan kontribusi lebih besar pada laga kedua Piala Asia U-20.
Ia mengatakan timnya sudah melakukan Penilaian atas kekalahan di laga pertama. Sekarang, kata dia, Indonesia sudah siap menjemput kemenangan perdana.
“Ya kami udah siap Kepada pertandingan kedua. Ini pertandingan sangat Krusial buat kita lolos. Dan pemain sudah siap, mereka juga udah Penilaian dari pertandingan kemarin. Kami siap menang,” kata Ikram, yang menjadi bagian Krusial timnas U-19 menjuarai ASEAN Boys U-19 Championship 2024 di Surabaya.
Sumber : Antara
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId: '2143813738968786',
cookie: true,
xfbml: true,
version: 'v2.12'
});
FB.AppEvents.logPageView();
};
(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s);
js.id = id;
js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&version=v3.0";
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, 'script', 'facebook-jssdk'));

