Kehancuran akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (EPA-EFE)
Jakarta: Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan tegas menolak segala upaya Kepada secara paksa merelokasi Kaum Palestina atau mengubah komposisi demografis Area Pendudukan Palestina. Pernyataan disampaikan usai Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump melontarkan wacana merelokasi Kaum Palestina ke negara-negara lain.
Kagak berhenti Tiba di situ, Trump juga mewacanakan agar AS mengambil alih Jalur Gaza yang disebutnya sudah menjadi lebih mirip “Letak pembongkaran” akibat perang Israel-Hamas sejak Oktober 2023.
“Tindakan semacam itu akan menghambat terwujudnya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sebagaimana dicita-citakan Solusi Dua Negara berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” ujar Kemenlu RI melalui akun media sosial X, Rabu, 5 Februari 2025.
“Indonesia menyerukan komunitas Dunia Kepada memastikan penghormatan terhadap hukum Dunia, khususnya hak rakyat Palestina Kepada menentukan nasib sendiri serta hak mendasar Kepada kembali ke tanah air mereka,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Kemenlu RI, Indonesia juga kembali menegaskan bahwa satu-satunya jalan layak menuju perdamaian Langgeng di kawasan adalah menyelesaikan akar penyebab konflik, Merukapan “pendudukan ilegal dan berkepanjangan oleh Israel atas Area Palestina.”
Pernyataan Trump seputar relokasi dan mengambil alih Gaza telah memicu kecaman Dunia dari berbagai negara, organisasi dan tokoh.
Hamas
Pejabat senior Hamas Sami Serbuk Zuhri mengatakan seruan agar Kaum Palestina di Gaza dibersihkan secara etnis adalah “pengusiran dari tanah mereka”.
“Pernyataan Trump tentang keinginannya Kepada menguasai Gaza itu menggelikan dan Kagak masuk Pikiran, dan ide-ide semacam ini dapat memicu kerusuhan di kawasan itu,” kata Serbuk Zuhri.
“Kami menganggap (rencana itu) sebagai resep Kepada menciptakan kekacauan dan ketegangan di kawasan itu karena rakyat Gaza Kagak akan membiarkan rencana semacam itu terlaksana,” imbuh Serbuk Zuhri.
Juru bicara Hamas Abdel Indah al-Qanou mengatakan “sikap rasis Amerika sejalan dengan posisi ekstrem kanan Israel dalam menggusur rakyat kami dan melenyapkan tujuan kami.”
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
Sekretaris Jenderal Hussein al-Sheikh mengatakan, PLO menolak Sekalian seruan Kepada menggusur rakyat Palestina dari tanah air mereka.
“Pimpinan Palestina menegaskan posisi tegasnya bahwa solusi dua negara, sesuai dengan legitimasi dan hukum Dunia, adalah jaminan keamanan, stabilitas, dan perdamaian,” katanya di X.
Arab Saudi
Sementara Trump mengklaim bahwa Riyadh Kagak menuntut Tanah Air Palestina, Arab Saudi mengatakan, Kagak akan menormalisasi Interaksi dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.
Kementerian luar negeri mengatakan, pihaknya menolak segala upaya Kepada mengusir Kaum Palestina dari tanah mereka dan menggambarkan pendiriannya sebagai “Terang dan eksplisit” serta Kagak dapat dinegosiasikan.
“Arab Saudi juga menegaskan kembali penolakan tegas yang diumumkan sebelumnya atas segala pelanggaran terhadap hak-hak Absah rakyat Palestina, Bagus melalui kebijakan permukiman Israel, aneksasi tanah Palestina, atau upaya Kepada mengusir Kaum Palestina dari tanah mereka,” katanya.
Rashida Tlaib
Personil Kongres AS Rashida Tlaib mengecam keras usulan kontroversial Trump yang Mau merelokasi Kaum Palestina dari Jalur Gaza, dengan mengatakan: “Kaum Palestina Kagak akan ke mana-mana.”
“Presiden ini hanya Bisa memuntahkan omong Hampa fanatik karena dukungan bipartisan di Kongres Kepada mendanai genosida dan pembersihan etnis. Sudah saatnya bagi rekan-rekan Solusi Dua Negara saya Kepada berbicara,” ujar Tlaib, Perempuan keturunan Amerika Palestina pertama yang bertugas di Kongres, dalam keterangan di media sosial X.
Baca juga: Tolak Rencana Relokasi Trump, Rashida Tlaib: Kaum Palestina Kagak Akan ke Mana-mana!