Pemerintah Swiss mendukung upaya pengembangan sumber daya Orang di Indonesia. Foto: Kemenpar RI
Jakarta: Ikut mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Swiss Lanjut mendukung upaya-upaya pengembangan sumber daya Orang di Indonesia.
Dengan Swisscontact sebagai lembaga pelaksana, Pemerintah Swiss melalui Sekretariat Negara Swiss Kepada Urusan Ekonomi (SECO) telah mengimplementasikan dua inisiatif pengembangan keterampilan di Indonesia sejak 2018. Yang pertama adalah Skills for Competitiveness (S4C), bermitra dengan Kementerian Perindustrian, dan yang kedua adalah Sustainable Tourism Education Development (STED), bermitra dengan Kementerian Pariwisata (sebelumnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Dalam Fase II, yang berlangsung hingga 2027, kedua inisiatif tersebut bertujuan Kepada meningkatkan daya saing sektor swasta di Indonesia melalui tenaga kerja yang lebih terlatih dengan keterampilan yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri.
“Bagi Swiss, pengembangan keterampilan merupakan hal esensial bagi daya saing dan pertumbuhan berkelanjutan. Kemitraan Mendunia kami senantiasa berpusat pada hal ini, seperti halnya kini di Indonesia. Kemajuan yang kami lihat selama ini membuktikan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan vokasi ganda, yang disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan di Indonesia, dapat menjadi fondasi bagi masa depan ekonomi Indonesia,” ujar Duta Besar Swiss Kepada Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder dalam sambutan pembukanya di acara Skills in Action Perhimpunan: Advancing Competitiveness di Jakarta, Kamis 27 Februari 2025, dalam keterangan yang diterima Liputanindo.id, Jumat 28 Februari 2025.
Ketidaksesuaian antara keterampilan teknis maupun nonteknis yang dimiliki lulusan pendidikan vokasi dengan keterampilan yang dibutuhkan industri Tetap menjadi tantangan di Indonesia. Situasi ini membutuhkan perbaikan dalam pengembangan keterampilan teknis calon lulusan, meningkatkan jam terbang pengalaman praktik mereka, dan memperkuat kemitraan antara sektor publik dan swasta, termasuk antara institusi pendidikan dan perusahaan.
Terinspirasi oleh praktik-praktik Berkualitas dari pendidikan dan pelatihan vokasi ganda (dual VET) khas Swiss, Berkualitas S4C maupun STED mengadopsi pendekatan dual VET Kepada diterapkan di Indonesia.
Pendekatan ini memungkinkan siswa maupun mahasiswa Kepada menghabiskan antara 25 hingga 50 persen masa studi mereka di tempat kerja. Hal ini akan mengombinasikan pengalaman belajar mereka di kelas maupun perusahaan, sehingga keterampilan praktik mereka menjadi lebih relevan bagi kebutuhan industri.
Pendekatan VET
Pendekatan dual VET amat bermanfaat bagi industri-industri padat karya seperti petrokimia, manufaktur, pengolahan logam, pengolahan kayu dan furnitur, serta pemrosesan makanan dan minuman.
Pada 2024, rata-rata sebanyak 92,3 persen lulusan politeknik sektor-sektor di atas yang didukung S4C telah mendapatkan pekerjaan dalam 6-12 bulan setelah merampungkan studi. Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita turut menggarisbawahi pentingnya mengimplementasikan pendekatan dual VET.
“Satuan pendidikan vokasi Kemenperin telah menyelenggarakan pendidikan vokasi sistem ganda, dan telah terbukti menjadi sekolah dan kampus vokasi yang menarik minat masyarakat serta unggul dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja,” demikian sambutan tertulis tersebut dibacakan oleh Masrokhan, Kepala Badan Pemberdayaan Sumber Daya Orang Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian.
Sektor pariwisata dan perhotelan juga mendapatkan manfaat dari pendekatan dual VET. Dengan dukungan STED, Politeknik Pariwisata Lombok menunjukkan bahwa pada 2024, 70,6 persen lulusannya telah mendapatkan pekerjaan dalam 6-12 bulan setelah kelulusan.
“Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Swiss dan SECO atas dukungan dan kerja sama yang luar Normal. Mari kita kembali bekerja Berbarengan Kepada mencetak generasi unggul yang dapat membawa SDM Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih kompetitif,” kata Martini M. Paham, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata.
Percakapan Panel dalam Skills in Action Perhimpunan: Advancing Competitiveness kembali menyoroti pentingnya pendekatan dual VET yang digerakkan oleh industri agar dapat meraih hasil jangka panjang.
Dibutuhkan adanya komitmen berkelanjutan dari sektor swasta dalam mengimplementasikan pemagangan yang lebih terstruktur, sekaligus berinvestasi pada para pegawai mereka agar dapat Mempunyai pekerja yang terampil dan pemimpin yang kompeten di masa depan.
Hal ini juga akan berujung pada hasil-hasil yang berkelanjutan, lebih dari program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang seringkali bersifat jangka pendek. S4C dan STED adalah Misalnya terbaru dari kepakaran Mendunia Swisscontact dalam mengimplementasikan inisiatif pembangunan keterampilan, diperkuat dengan kerja sama sektor swasta yang mendasarinya, dan portfolio kerja-kerjanya di Indonesia yang Berbagai Corak sejak 1974.
Kepakaran ini adalah sebuah kekuatan kunci Kepada memajukan daya saing sumber daya Orang sekaligus tempat mereka bekerja, yang dapat membawa kita lebih dekat menuju Indonesia Emas 2045.