KEDUTAAN Besar Republik Indonesia di Den Haag sukses menyelenggarakan Indonesia Spice Week, serangkaian kegiatan selama sepekan yang merayakan warisan budaya dan kuliner Indonesia yang kaya raya.
Pekan Rempah Indonesia yang diadakan di berbagai lokasi di Amsterdam pada 6 Oktober hingga 12 Oktober 2024 menyuguhkan beragam acara dan kegiatan.
Event dimulai dengan peluncuran Pameran Batik Lasem pada 29 September 2024. Pameran menampilkan keunikan seni Batik Lasem yang erat kaitannya dengan daerah pesisir Indonesia, tempat perdagangan rempah-rempah berkembang pesat.
Baca juga : KBRI Bangkok Kembali Gelar Indonesian Cultural Night
Indonesia House Amsterdam (IHA), yang baru saja diresmikan Menlu RI Retno Marsudi, 17 September lalu, menjadi tempat penyelenggaraan Pameran Jalur Rempah dan Pasarempah Fair.
Pameran ini mengajak pengunjung menyelami kekayaan aroma dan cita rasa rempah melalui pengalaman sensori dan permainan yang menghidupkan kembali warisan rempah Indonesia.
Sementara Pasarempah Fair mengusung produk-produk UMKM Indonesia seperti berbagai jenis rempah dalam kemasan dan minyak atsiri, berbagai kerajinan rempah ramah lingkungan, serta produk makanan minuman siap saji seperti keju Andaliman dan jahe merah instan.
Baca juga : Indonesia Layangkan Nota Protes ke Belanda karena Pelecehan Al-Qur’an
Pada hari kedua, maestro tari dan teater Elly Luthan dan Guru Karawitan Waluyo Sastrosukarno mempersembahkan pementasan memukau berjudul Kalijaga di Teater Universitas Amsterdam.
Penonton sangat antusias dan terlibat dalam diskusi setelah pertunjukan. Waluyo juga memberikan lokakarya gamelan di Konservatorium Amsterdam pada 9 Oktober yang juga memikat perhatian warga lokal yang langsung antusias menjadwalkan program lokakarya berikutnya.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Rizki Handayani, membuka dan memberikan materi pada Seminar Indonesia Spice Up the World pada 10 Oktober.
Baca juga : Kemlu Tunggu Laporan KBRI Den Haag
Program ini menjadi daya tarik tersendiri, dengan banyaknya hadirin yang datang untuk menyaksikan demonstrasi memasak oleh tim dari Akademi Hidangan Indonesia yang menyajikan nasi kuning dan tumis ikan cakalang.
Salah satu program utama Indonesia Spice Week adalah Lembaga Akademik yang diadakan di Bushuis Universitas Amsterdam—kompleks gedung bersejarah yang dulu merupakan kantor pusat Perusahaan Hindia Belanda (VOC) berada.
Lembaga tersebut mempertemukan akademisi, mahasiswa, dan para ahli di bidangnya dalam suatu diskursus tentang signifikansi rempah Indonesia dalam sejarah dunia, khususnya bagaimana perdagangan rempah membentuk interaksi global dan pertukaran budaya.
Baca juga : Kaum Muda Diharapkan Jadi Katalis Penguatan Interaksi ASEAN-RRT
Lembaga dimulai dengan kuliah umum oleh Menlu RI periode 2001-2009 Hassan Wirajuda, yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Yayasan Negeri Rempah.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas memuji keberhasilan penyelenggaraan acara tersebut.
“Indonesia Spice Week menjadi suatu kesempatan sekaligus media untuk menunjukkan kekayaan budaya dan warisan kuliner Indonesia yang kaya kepada publik di Belanda maupun global. Acara ini tidak hanya merayakan warisan rempah-rempah Indonesia tetapi juga mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Belanda,” ungkap Mayerfas.
Event ditutup pada Sabtu (12/10) dengan Jamuan Negeri Rempah di Hotel Jakarta Amsterdam sebagai acara puncak.
Program ini merupakan rekonstruksi tradisi pernikahan Jawa di mana para tamu diminta untuk mengoper hidangan demi hidangan yang disajikan, di mana melambangkan semangat berbagi dan kebersamaan.
Indonesia Spice Week, yang merupakan kolaborasi KBRI Den Haag dan Yayasan Negeri Rempah, tidak hanya menjadi wadah untuk mempromosikan kekayaan warisan rempah Indonesia di kancah global, namun juga telah meninggalkan jejak budaya dan kuliner nusantara di jantung kota Amsterdam. (Z-1)