Indonesia Serukan Perlindungan Rakyat Suriah usai Jatuhnya Rezim Assad

Golongan pemberontak melancarkan gelombang serangan di Suriah sejak 27 November 2024. (Anadolu Agency)

Jakarta: Jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad memicu sorotan Dunia, setelah Golongan pemberontak menguasai ibu kota Damaskus pada hari Minggu ini, 8 Desember 2024. Assad juga dikabarkan telah melarikan diri ke luar negeri.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengikuti secara seksama perkembangan di Suriah dan mengkhawatirkan pengaruhnya terhadap keamanan regional serta Akibat kemanusiaan yang ditimbulkan.

“Krisis di Suriah hanya dapat diselesaikan melalui suatu proses transisi yang inklusif, demokratis, dan damai yang mengedepankan kepentingan dan keselamatan rakyat Suriah yang tetap menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan Daerah Suriah,” ujar keterangan Kemenlu RI di media sosial X.

Cek Artikel:  Trump Kecam Tarif Terusan Panama yang Memberatkan Kapal AS

“Indonesia menyerukan kepada Seluruh pihak Buat menjamin perlindungan Anggota sipil sesuai dengan hukum Dunia, terutama Hukum Humaniter Dunia dan Hukum HAM Dunia,” sambungnya.

Begitu ini, KBRI Damaskus sebagai perwakilan diplomatik Indonesia di Suriah telah mengambil Seluruh langkah yang dipandang perlu Buat memastikan keselamatan Anggota negara Indonesia (WNI), termasuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi ke tempat yang lebih Terjamin, Apabila situasi keamanan memburuk.

Perebutan Damaskus

Ibu kota Damaskus direbut pemberontak setelah kota Homs berhasil dikuasai mereka pada Sabtu kemarin, setelah kurang dari 24 jam berlangsungnya pertempuran.

Ribuan Anggota Suriah mulai menari dan meneriakkan “Assad lengser, Homs bebas” dan “Hidup Suriah dan hancurkan Bashar al-Assad” setelah Laskar pemerintah meninggalkan kota tersebut.

Cek Artikel:  Presiden Korea Selatan Meminta Ampun atas Darurat Militer

Assad disebut para pemberontak telah melarikan diri dengan pesawat ke destinasi yang belum diketahui. Rezim Assad tumbang usai pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan operasi penyisiran Segera di sejumlah Daerah Suriah sejak 27 November.

Baca juga:  Yordania Tegaskan Komitmen terhadap Keamanan dan Stabilitas Suriah

Mungkin Anda Menyukai