Indonesia, NATO, dan Pendamaian Ukraina-Rusia

Indonesia, NATO, dan Pendamaian Ukraina-Rusia
Analis Sejarah Sosial Politik Universitas Bina Nusantara Silverius CJM Lake(dok pribadi)

Perang di berbagai negara dunia terus berkecamuk dan semakin menghebat. Perang Rusia-Ukraina memasuki tahun kedua, sementara proses diplomasi perdamaian digelar dan didorong terus untuk konstruksi kedamaian.Presiden Joko Widodo sudah memulainya sejak Juni 2022 melalui komunikasi intensif bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Beberapa soal penting mengawali opini ini antara lain; Apakah pandangan negara-negara dunia tentang perang Rusia-Ukraina? Apakah peperangan tersebut merupakan jalan menuju perdamaian seperti semboyan Latin “si vis pacem para belum”? Di manakah moralitas perdamaian kedua pihak yang berperang? Diharapkan pihak-pihak yang berperang; Rusia-Ukraina duduk bersama negara-negara nonblok dan nonagresi untuk komunikasi dan konstruksi perdamaian.

Bangsa Pendamai

Indonesia digambarkan sebagai negara pencinta perdamaian. Misi perdamaian yang disuarakan Indonesia untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Birui perdamaian itu masih sangat relevan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Baca juga : Bom Maut Pukul Kyiv, Rusia Percepat Evakuasi Kursk

Tetapi sebaliknya, pemberitaan perang Rusia-Ukraina sepanjang satu semester Januari-Juni 2024 menunjukkan kompleksitas masalah kemanusiaan. Karena itu, pemerintah Indonesia mengusulkan menjadi jembatan perdamaian bagi Ukraina-Rusia. Usulan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo ketika bertemu dan dialog dengan Presiden Zelenskyy di KTT G7, Mei 2023, Hiroshima, Jepang,

Model pendekatan menarik demi perdamaian, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dunia termasuk Indonesia.

Sekalipun pemerintah Indonesia saat ini sedang memersiapkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan transisi menuju pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, varian pemerintahan lama dan pemerintahan baru diyakini tetap sejalan. Pemerintahan baru akan tetap menunjukkan efek positif untuk menjembatani Rusia-Ukraina demi memeroleh ketenteraman dan kedamaian.

Cek Artikel:  Wantimpres jadi DPA Sesat Pikir Sistem Ketatanegaraan

Baca juga : Pesawat Takawak dan Rudal Ukraina Serang Rusia

Ungkapan kontinuitas terlihat pada pertemuan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu di Moskwa, Rusia.

Bagaimana pun Rusia-Ukraina telah mengetahui dan memertimbangkan dampak negatif perang bagi masyarakat sipil-militer. Terbukti bahwa militer Ukraina mulai kecewa dan stres, sehingga melakukan aktivitas kompensasi praktik judi daring. Dari laman judi daring, 30% berasal dari Rusia.

Berangkat dari realitas tersebut, diharapkan Ukraina-Rusia berhenti berperang kemudian menemukan solusi efektif bagi kedamaian dan kesejahteraan masyarakat sipil-militer. Sementara bantuan persenjataan dari Amerika Perkumpulan serta kebijakan Presiden Zelenskyy tentang wajib militer Ukraina sepatutnya sebagai bagian dari pengawalan moderen menuju perdamaian.

Baca juga : Dokter Asing di Negara Kita

NATO Bagi Perdamaian

NATO adalah aliansi negara-negara Eropa dan Amerika Utara untuk menjalankan komitmen melindungi setiap anggota dari berbagai ancaman. Perang Rusia-Ukraina terus berlangsung, NATO dengan idealisme dan pandangan inovatif tidak hanya menyiapkan jet tempur F-16 di pangkalan luar Ukraina melainkan mengupayakan perdamaian antarkedua negara Rusia-Ukraina.

Amerika Perkumpulan dalam konstitusi misalnya menegaskan kekuasaan dan kewenangan presiden dalam menghadapi negara-negara dunia bertikai dan berperang. Presiden-presiden Amerika Perkumpulan seperti Presiden Woodrow Wilson memimpin delegasi Amerika di Konferensi Paris pada akhir Perang Dunia I. Presiden Franklin D Roosevelt fokus pada Perang Dunia II dan selalu bertemu dengan pemimpin Sekutu selama Perang Dunia II.

Cek Artikel:  Menjangkau Keadilan Pemilu Substantif

Menjelang Konferensi Perdamaian Ukraina-Rusia, Rusia unjuk kekuatan nuklir, berlatih bersama Belarus menggunakan senjata nuklir, kemudian mengirim kapal pengangkut nuklir ke Kuba. Dalam konteks etika perang dan damai, norma moral yang mendukung perdamaian seharusnya menempati perhatian utama. Apalagi mengacu pada Deklarasi Universal HAM (1948), Pasal 3: Loyalp orang berhak atas kehidupan, kebebasan, dan keselamatan sebagai individu. Deklarasi PBB menunjukkan kepada dunia internasional bahwa negara-negara yang berada di bawah naungan PBB sepatutnya taat akan pasal-pasal deklarasi perdamaian dunia.

Baca juga : Pemimpin NATO Sebut Tiongkok sebagai “Penggerak Primer” Perang Rusia-Ukraina

Karena itu, NATO didukung sebagai entitas yang mampu merumuskan dan mewujudkan perdamaian. Dalam hitungan sejarah 75 tahun, NATO diharapkan sebagai bagian dari perdamaian negara-negara berperang, berperan signifikan dan fair untuk perdamaian Ukraina-Rusia. Deskripsi ini menegaskan bahwa NATO menjadi bagian penting dalam perundingan perdamaian. Donasi pertahanan NATO dilihat sebagai propaganda perdamaian bagi negara berperang Rusia-Ukraina.

KTT Damai Swiss

Hasil KTT Damai Swiss untuk Ukraina-Rusia telah mencapai kesepakatan komunike bersama perdamaian negara-negara yang berperang. Lebih dari 90 negara yang hadir, menandatangani kesepakatan tersebut kecuali beberapa negara dengan pertimbangannya.  Salah satu alasan rasional yaitu Rusia sendiri sebagai negara yang berperang tidak hadir. Selain itu, disampaikan alasan penghormatan atas kedaulatan dan integritas wilayah setiap negara.

Deklarasi KTT Damai Swiss menyatakan konsistensi fokus pada keselamatan manusia, tidak menerima penggunaan senjata nuklir, serta mengutamakan ketahanan pangan demi kebutuhan hidup manusia. Selanjutnya, pemulangan anak-anak, kelompok perempuan, dan warga sipil Ukraina dari tempat pengungsian, merupakan realisasi HAM untuk hidup aman dan tenteram. Sementara sekitar 50 pemimpin negara yang hadir tetap menyerukan penerapan metode alternatif untuk mencapai kepastian perdamaian Rusia-Ukraina. Misi perdamaian bangsa sepatutnya beyond berbagai norma dan pertimbangan sehingga tercipta sejarah baru yaitu berdamai berdasarkan kehendak baik.

Cek Artikel:  Sustainable Development Goals dan Maqashid Syariah

Asa Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin sejalan dengan misi perdamaian internasional. Sang Dubes Ukraina di Jakarta menyatakan percaya dan berharap Indonesia tetap komit dan konsisiten menjembatani perdamaian Ukraina dan Rusia. Bagaimana pun Indonesia telah menunjukkan posisi dan peranan yang sangat penting demi kelangsungan dan kehidupan manusia di wilayah negara yang aman, damai, dan tenteram. Asa dan apresiasi Sang Dubes Ukraina, bagi Indonesia menguatkan korelasi positif pendekatan Indonesia terhadap negara-negara yang berperang untuk mengutamakan perdamaian.  

Uraian ini diakhiri dengan jawaban atas tiga masalah tersebut sekaligus sebagai simpulan; Pertama, nilai perdamaian selalu berdampak pada perubahan dan kemajuan bangsa. Negeri yang damai memungkinkan pengolahan kekayaan alam dan pertumbuhan ekonomi bangsa untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. Dan, pada umumnya negara-negara yang berbahagia senantiasa diliputi kedamaian.

Kedua, perdamaian perlu dikuatkan NATO demi mengatasi segala ancaman. Rekanan damai seharusnya dijaga demi pencapaian kebahagiaan bangsa. Ketiga, perdamaian yang diupayakan melalui KTT Swiss bertujuan untuk penyelenggaraan negara berdasarkan moralitas dan ideologi bangsa. Primerkan perdamaian, peradaban, pembangunan, dan kemakmuran!

Mungkin Anda Menyukai