TENAGA Spesialis di bidang IT, khususnya terkait keamanan siber Lagi kurang memadai di Indonesia. Hal itu disampaikan President ISACA Indonesia Chapter Syahraki Syahrir, dalam kegiatan GRACS Summit 2024 di Jakarta, Rabu (20/11).
“Tenaga Spesialis di bidang IT khususnya keamanan siber Lagi kurang banyak di Indonesia. Member kita itu hanya 1100 orang, sedangkan di Singapura member ISACA itu 5500 orang dan Malaysia 3000 orang. Jadi Lagi kurang banyak tenaga Spesialis kita,” kata Syahraki.
Ia menilai, penyebab sedikitnya tenaga Spesialis di bidang IT itu karena edukasi dan literasi terkait IT sendiri Lagi kurang disosialisasikan terhadap masyarakat. Bahkan, hingga Demi ini juga belum Terdapat sekolah ataupun universitas yang mengajarkan soal IT tersebut.
“Kita lihat kampus atau sekolah-sekolah mana yang mengajarkan soal IT ini, Pandai kehitung jari. Jadi memang sumber daya dari keluar kampus itu saja kita Lagi jadi masalah,” ujarnya.
Menurut Syahraki, Apabila edukasi dan literasi terkait bidang IT ini Kagak diajarkan atau disosialisasikan kepada masyarakat, maka Nomor kejahatan digital akan semakin tinggi.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah Demi mensosialisasikan terkait bidang IT ini kepada masyarakat agar cita-cita digital ekonomi tahun 2045 itu Pandai tercapai dengan sempurna.
“Kalau kita Kagak kelola dengan Berkualitas terkait IT ini, di tahun 2045 cita-cita digital ekonomi yang menjadi acuan Kagak akan tercapai, karena mungkin kejahatan digital malah akan lebih tinggi di 2045 daripada sekarang,”
“Jadi ini akan selalu kita dorong ke Kolega-Kolega mahasiswa dan pemerintah Demi Pandai bekerja sama Demi bagaimana mengelola yang Akurat terkait perkembangan IT ini,” tambahnya.