Indonesia Irit Subsidi Daya Rp4,9 Triliun Kalau Pecut Kendaraan Listrik

Kendaraan listrik. Foto: MI/Agus Mulyawan.

Jakarta: Sejumlah Siaran ekonomi pada Minggu, 16 Februari 2025, terpantau menjadi perhatian para pembaca Liputanindo.id. Siaran itu mulai dari Indonesia Pandai menghemat subsidi Daya Rp4,9 triliun Kalau pecut adopsi kendaraan listrik hingga Siaran efisiensi anggaran sudah bikin layanan publik jadi kacau.

Berikut rangkuman Siaran selengkapnya:

1. Pecut Adopsi Kendaraan Listrik, Indonesia Pandai Irit Subsidi Daya hingga Rp4,9 Triliun

International Council on Clean Transportation (ICCT) menyatakan Indonesia berpotensi menghemat anggaran subsidi Daya hingga Rp4,984 triliun pada 2060 apabila adopsi kendaraan listrik (EV) dapat dipercepat secara menyeluruh. Intervensi tersebut termuat dalam laporan terbaru ICCT yang berjudul ‘Roadmap to Zero: The pace of Indonesia’s electric vehicle transition‘.

Cek Artikel:  Tak Tahan Maju Merugi, Starbucks Akhirnya PHK 1.100 Karyawan

Baca Siaran selengkapnya di sini.

2. Diskon Listrik 50% Tetap Berlaku! Simak Batas Waktu dan Pembelian Maksimalnya

PT PLN (Persero) Tetap memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen Kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2200 VA. Program diskon ini berlaku hingga 28 Februari 2025 dan dapat dinikmati tanpa syarat atau registrasi Spesifik.

Baca Siaran selengkapnya di sini.

3. Ketahanan Pangan RI Terjaga Begitu Filipina Alami Darurat Pangan

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan ketahanan pangan nasional Begitu ini sangat terjaga. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras awal 2025 diperkirakan meningkat signifikan. 

Baca Siaran selengkapnya di sini.
 

Cek Artikel:  Harga Emas Antam Sabtu Melonjak Jadi Rp1,299 Juta Per Gram


(Petani sedang memanen padi. Foto: MI/Ramdani)

4. Tarif Trump Dikhawatirkan Bikin Ekonomi Dunia Makin Lesu

Rencana Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump Kepada mengenakan tarif timbal balik pada Seluruh Kenalan dagang telah menimbulkan kekhawatiran luas hal itu dapat memicu perang dagang dan meredupkan prospek ekonomi Dunia.

Baca Siaran selengkapnya di sini.

5. Efisiensi Anggaran Sudah Bikin Layanan Publik Jadi Kacau

Ekonom dan Ahli Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyatakan pemangkasan anggaran yang dilakukan secara sembrono dan serampangan berisiko besar terhadap kinerja kementerian dan lembaga negara. 

Baca Siaran selengkapnya di sini.

Mungkin Anda Menyukai