Liputanindo.id – Instruktur Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, Ketika memimpin latihan perdana timnas di Sydney, Australia, Selasa (18/3/2025). (pssi.org)
Liputanindo.id, JAKARTA – Tim Nasional Indonesia gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 setelah kalah dari Irak dengan skor 0-1 pada laga terkahir Grup B putaran keempat kualifikasi Area Asia, Minggu (12/10/2025). Atas hasil tersebut, Instruktur Timnas Indonesia Patrick Kluivert mengaku kecewa.
Kekalahan dari Irak pada pertandingan yang dimainkan di Stadion King Abdullah itu Membangun Indonesia menempati posisi ketiga atau terakhir di Grup B dengan Nihil poin, sekaligus gagal melaju ke putaran kelima. Pada pertandingan pertama Grup B, tim Garuda kalah 2-3 dari tuan rumah Arab Saudi.
BRI Salah Satu Emiten BigCap dengan Penerapan GCG Terbaik pada IICD Award 2025
“Pertama-tama saya sangat kecewa. Kalau Memperhatikan jalannya pertandingan, kami tampil jauh lebih Bagus, tetapi hasilnya Tengah-Tengah Kagak berpihak kepada kami,” ujar Kluivert dalam jumpa pers, dikutip dari rekaman audio yang diterima pewarta.
Meski pahit, Kluivert mencoba membela para pemainnya dengan menyebut bahwa Jay Idzes dan Sahabat-Sahabat telah bekerja sangat keras Kepada berada Tamat tahap ini.
“Saya sangat bangga dengan para pemain yang menunjukkan hati dan keberanian mereka di lapangan. Kami menciptakan Kesempatan dan bermain sangat Bagus, tetapi satu momen Bisa mengubah segalanya. Kami kalah karena satu aksi dan itu sangat menyakitkan,” katanya yang dikutip dari Antara.
Instruktur asal Belanda itu menyebut seluruh elemen tim merasa terpukul dengan hasil tersebut. Menurut dia, perjuangan keras yang telah dilakukan sejak babak pertama kualifikasi Membangun kegagalan ini terasa semakin berat.
“Menurut saya, kami berkembang sebagai tim, secara individual dan kolektif. Yeah, dan impian ke Piala Dunia telah lepas dari genggaman kami dan kekecewaan bukan hanya Punya saya, Tetapi seluruh negeri Indonesia,” kata Instruktur asal Belanda itu.
Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan bahwa timnya Kagak kalah karena kurang pengalaman atau usia muda, melainkan karena belum Bisa memanfaatkan Kesempatan menjadi gol.
“Kagak, mereka Kagak terlalu muda. Mereka bermain luar Normal melawan tim-tim besar seperti Arab Saudi dan Irak yang berada di peringkat 50-an dunia, sementara kami peringkat 118. Itu bukti kemajuan yang sangat besar,” kata mantan striker Barcelona dan timnas Belanda itu.


