Indonesia Didorong Pandai Manfaatkan Kondisi Defisit Komoditas Tembaga Dunia

Ilustrasi kegiatan tambang. Foto: Arsip Amman

Jakarta: Indonesia didorong untuk bisa memanfaatkan kondisi defisit komoditas tembaga global yang akan terjadi pada dalam beberapa tahun mendatang.

 

Terlebih, kebutuhan akan adanya green technology yang bahan bakunya dari tembaga sangat tinggi.

 

Ketua Indonesian Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau mengungkapkan saat ini terdapat smelter tembaga yang sudah mulai beroperasi dan diperkirakan mampu memproduksi 1,3 juta ton katoda tembaga. Tetapi, serapan lokal terhadap hasil produksinya masih minim.

 

Begitu ini kebutuhan domestik terhadap tembaga hanya mencapai 250 ribu ton per tahun, sementara produksi katoda tembaga akan mencapai 1,3 juta ton per tahun.

 

Cek Artikel:  Perlindugan Keselamatan Sektor Wisata Jadi Prioritas

Maka itu, lanjut Rachmat, Indonesia harus memiliki strategi untuk mendapatkan keuntungan dari defisit komoditas tembaga itu dengan melakukan ekspor, yang bisa mendatangkan pendapatan untuk negara dan terutama lagi mendatangkan investasi yang dapat menyerap produksi katoda tembaga Indonesia yang berlebih.

 

“Maka itu perlu strategi atau dorongan dari pemerintah terhadap downstream industry,” ungkap Rachmat dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Oktober 2024.
 


Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik. Foto: Arsip Freeport Indonesia

Hasil smelter tak terserap maksimal

 

Dengan tumbuhnya downstream industri menurutnya, maka katoda tembaga yang merupakan hasil olahan smelter bisa terserap maksimal.

 

Rachmat juga mengatakan, hilirisasi perusahaan tambang sudah dilakukan dan telah mendukung program pemerintah akan sangat disayangkan jika tidak di manfaatkan di dalam negeri.

Cek Artikel:  Naker Fest 2024 Sediakan 175 Ribu Lowongan Kerja dari 200 Perusahaan

 

“Kami mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi. Indonesia harus mengambil peluang dari defisit komoditas tembaga di dunia,” imbuh Rachmat.

 

Rachmat mengatakan, Indonesia akan disegani dunia karena memiliki tiga atau empat cadangan tembaga besar yang akan berproduksi di masa mendatang.

 

Dengan produksi Indonesia yang besar di kala global sedang defisit maka nantinya kita memiliki leverage terhadap komoditas ini.

 

“Dengan potensi tambahan tambang tembaga baru yang berproduksi maka indonesia punya peran besar di dunia, saat ini Indonesia memproduksi sekitar 3-5 persen tembaga dunia dan diyakini dapat mencapai 7-10 persen dalam beberapa tahun mendatang dan itu pun defisit tembaga global diperkirakan masih terjadi,” ujar Rachmat.

Cek Artikel:  SIG dan Kementerian PU-Pera Beri Instrukturan Pekerja Pembangunan IKN

 

Mungkin Anda Menyukai