Indonesia akan Ultimatum Eropa karena I-EU CEPA Terkatung-katung

Indonesia akan Ultimatum Eropa karena I-EU CEPA Terkatung-katung
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) di gedung Menara Biayareksa, Jakarta, Selasa (17/9/2024).(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

INDONESIA bertekad mengultimatum negara-negara Eropa perihal Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang tak urung rampung selama 9 tahun. Pasalnya negara-negara di Benua Biru dianggap menghambat proses perjanjian kerja sama itu.

“Perundingan ke-19 dan nanti (hari ini) saya akan tegaskan, kalau Eropa terus pindah gawangnya (isunya), ada batasnya. (Ultimatum terakhir) iya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perkeonomian Airlangga Hartarto kepada pewarta di kantornya, Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Eksispun proses perjanjian kerja sama I-EU CEPA telah berlangsung selama 9 tahun. Tetapi konsep perjanjian tersebut tak urung rampung. Setidaknya ada tiga isu utama yang diminta untuk segera diselesaikan. Pertama, pihak Uni Eropa menginginkan Indonesia melonggarkan kebijakan impor bagi produk-produk yang berasal dari Eropa.

Cek Artikel:  Indonesia Kehilangan Rp9,72 Triliun Modal Asing Minggu Ini

Baca juga : Menko Airlangga Lantik Personil Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam

Kedua, terkait kebijakan pembatasan ekspor berupa pengenaan bea keluar. Ketiga mengenai perpajakan digital. Selain itu, ditenggarai pula hal yang menghambat finalisasi tersebut ialah adanya pergantian kabinet baru di lingkup Uni Eropa.

Pada perundingan ke-19 kali ini, Airlangga memanggil para duta besar negara-negara Eropa untuk membahas dan mendiskusikan finalisasi perjanjian kerja sama I-EU CEPA itu.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, progres penyelesaian perundingan IEU-CEPA sudah hampir 90%. “Sudah hampir 90%, tinggal sedikit lagi,” ujarnya kepada pewarta di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (4/9).

Baca juga : Kepala BP Batam dan Menko Perekonomian RI Hadiri Peresmian PSN Galang

Cek Artikel:  Bank Indonesia Didesak segera Pangkas Bangsa Kembang Acuan

Dia menambahkan, perundingan perjanjian perdagangan tersebut diharapkan dapat selesai pada September tahun ini. “I-EU CEPA September mudah-mudahan selesai,” lanjut dia.

Ia menilai Uni Eropa adalah mitra dagang yang penting bagi Indonesia dikarenakan pasarnya sangat besar, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, baik Indonesia maupun Uni Eropa telah berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu dekat.

Perjanjian dagang antara Indonesia dan Uni Eropa akan membawa banyak manfaat, tak sekadar dari segi bebas pajak/Bea Masuk saja, tetapi juga penyelesaian masalah lainnya, seperti peraturan deforestasi Uni Eropa (EUDR) dan carbon border adjustment mechanism (CBAM). IEU-CEPA dapat menjadi fondasi dari hubungan dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa. (Mir/P-3)

Cek Artikel:  Janji Manis Bos Bapanas Sejahterakan Petani di Momen Hari Tani

Mungkin Anda Menyukai