Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Hal itu ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator, di antaranya stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan Anggaran, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat.
“Berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, kita berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut dengan penuh optimisme. Bahkan, Kagak hanya bertahan, tetapi juga Lalu mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang 2024, yang menjadi bukti Konkret komitmen Berbarengan dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas pasar modal di Tanah Air,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dilansir Media Indonesia, Selasa, 31 Desember 2024.
Ilustrasi pasar modal. Foto: BEI
Kinerja reksa Anggaran per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat senilai Rp840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen (ytd).
Dari pasar modal syariah, per 27 Desember 2024, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57 persen (ytd) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98 persen (ytd).
Dari aktivitas penghimpunan Anggaran di pasar modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran Standar, termasuk 35 emiten baru, dengan total nilai penghimpunan Anggaran mencapai Rp251,04 triliun atau melampaui Sasaran yang senilai Rp200 triliun. Itu mencerminkan bukti Konkret kepercayaan yang Lalu menguat terhadap pasar modal Indonesia.
Dari sisi transaksi perdagangan karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908.018 ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar.
“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” kata Inarno.