PELAKSANA Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyarankan masyarakat Jakarta Mempunyai peralatan Perlindungan kebakaran di rumah masing-masing.
“Tak kalah Krusial (Buat penanganan kebakaran) APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Kalau Dapat, pastikan rumah-rumah tempat kita tinggal Eksis peralatan Perlindungan kebakaran di rumah. Apabila terjadi kebakaran, mereka Dapat melakukan pemadaman Awal,” kata Satriadi di Jakarta, Jumat (24/1).
Menurut dia, daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran merupakan kawasan padat hunian, Mempunyai bangunan semi-permanen, jauh dari pos pemadam kebakaran, Tak Eksis sumber apinya, dan Tak Eksis masyarakat yang secara aktif terlibat pemadaman. Berdasarkan data tahun 2024, Distrik Jakarta Selatan sebagai Distrik dengan frekuensi kebakaran tertinggi, Yakni sebanyak 516 kejadian kebakaran.
“Eksis 22 variabel yang menentukan daerah itu rawan kebakaran atau Tak. DKI Jakarta sudah memetakan daerah mana yang rawan kebakaran. Dari situ kita upayakan Buat prioritaskan pembagian APAR kepada masyarakat, melakukan antisipasi. Lalu juga termasuk membangun hidran Sendiri di daerah-daerah yang memang padat hunian. Sudah Eksis 40 titik yang kami bangun hidran Sendiri di daerah-daerah yang padat hunian,” ungkapnya.
Sebagai upaya penanganan kebakaran, Satriadi juga mengatakan pemahaman masyarakat sangat Krusial terhadap bahaya kebakaran lantaran penyebab kebakaran yang paling banyak terjadi di Jakarta adalah karena korsleting arus pendek listrik serta kompor gas. Dengan mengetahui Metode pencegahan, peristiwa kebakaran di Jakarta pun diharapkan dapat diminimalisir.
“Jangan Tiba gara-gara kelalaian satu rumah dampaknya kan Dapat Tiba berapa RT. Itu yang Krusial memang kesadaran dan pemahaman masyarakat,” tuturnya.(M-2)