Liputanindo.id – Boeing memutuskan untuk mengubah desain panel pintu 737 MAX 9 menyusul insiden Alaska Airlines. Boeing akan memastikan desain baru itu lebih kuat dan tidak mudah copot.
Wakil presiden senior Boeing untuk kualitas, Elizabeth Lund, mengatakan bahwa pembuatan desain baru itu diharapkan dapat selesai dan diterapkan tahun ini. Lund menekankan desain baru itu diharapkan bisa dipasang di seluruh armada guna mencegah panel kabin cobot seperti Alaska Airlines.
“Mereka tengah mengupayakan beberapa perubahan desain yang akan memungkinkan sumbat pintu tidak tertutup jika terjadi masalah apa pun hingga terpasang dengan kuat,” kata Lund dalam sidang investigasi pertama di Washington, dikutip Reuters, Rabu (7/8/2024).
Komentar Lund muncul setelah adanya pertanyaan tentang mengapa Boeing tidak menggunakan jenis sistem peringatan untuk sumbat pintu yang disertakan oleh pembuat pesawat itu pada pintu biasa yang mengirimkan peringatan jika tidak sepenuhnya aman.
Sidang tersebut meninjau isu-isu utama, termasuk pembuatan dan inspeksi 737, manajemen keselamatan dan sistem manajemen mutu, pengawasan FAA, dan isu-isu seputar pembukaan dan penutupan sumbat pintu. Sidang itu berjalan selama 10 jam dan akan dilanjutkan pada Rabu (7/8) waktu setempat.
Boeing berjanji untuk melakukan perbaikan mutu utama, menghadapi banyak pertanyaan di sidang tersebut tentang produksi MAX 9 yang mengalami kecelakaan dan kurangnya dokumen yang mendokumentasikan pelepasan sumbat pintu.
Ketua Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Jennifer Homendy mengkritik praktik keselamatan pembuat pesawat itu dan mengatakan bahwa mereka harus mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.
“Budaya keselamatan perlu banyak diperbaiki,” kata Homendy.
Pada sidang yang akan berlangsung hari Rabu, NTSB akan mencecar berbagai pertanyaan ke pengawasan FAA terhadap Boeing. Administrator FAA Mike Whitaker mengatakan pada bulan Juni bahwa lembaga tersebut “terlalu lepas tangan” dalam pengawasan Boeing sebelum kecelakaan tersebut.
“Kami memiliki banyak pertanyaan,” kata Homendy tentang pengawasan FAA terhadap Boeing.
“Eksis informasi yang diketahui,” kata Homendy dengan menyebutkan cacat, dokumen yang hilang dan salah serta kebijakan yang salah yang telah menjadi masalah selama bertahun-tahun.
Pada bulan Juni, NTSB mengatakan Boeing melanggar aturan investigasi ketika Lund memberikan informasi non-publik kepada media dan berspekulasi tentang kemungkinan penyebabnya.
Bulan lalu, Boeing setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penipuan kriminal dan membayar denda setidaknya $243,6 juta untuk menyelesaikan investigasi Departemen Kehakiman terhadap dua kecelakaan fatal 737 MAX.