Liputanindo.id – Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan hasil panen Korea Utara tahun ini bisa berkurang drastis karena banjir besar beberapa waktu lalu. Banjir itu memungkinkan peningkatan serangan hama dan mengganggu masa panen.
“Hujan deras dapat memperburuk genangan air dan menyebabkan banjir lebih lanjut, menyebabkan kerusakan pertanian yang signifikan dan perpindahan penduduk,” kata laporan FAO, dilansir Yonhap News, Rabu (14/8/2024).
Organisasi tersebut memprediksi Korea Utara akan menerima jumlah curah hujan di atas rata-rata antara Agustus dan Oktober. Selain itu, suhu di atas rata-rata diperkirakan terjadi pada periode yang sama, sehingga meningkatkan risiko peningkatan serangan hama dan penyakit, dan berpotensi menurunkan hasil panen.
Hujan deras di Korea Utara pada akhir Juli menggenangi sebagian besar wilayah di provinsi Phyongan Utara dan Jagang di sepanjang Sungai Amnok.
“Meskipun penilaian rinci mengenai kerusakan tanaman belum tersedia, kemungkinan besar tanaman padi di daerah dataran rendah terkena dampaknya,” ucap FAO.
Berdasarkan catatan FAO, jumlah curah hujan kumulatif pada Juli mencapai 80 persen di atas rata-rata di provinsi Hwanghae dan Phyongan di Korea Utara yang dikenal sebagai lumbung pangan negara tersebut.
Produksi tanaman di Korea Utara diperkirakan meningkat 310.000 ton dibandingkan tahun lalu menjadi 4,82 juta ton di tahun lalu, menurut Administrasi Pembangunan Pedesaan Korea Selatan.
Tetapi, FAO memproyeksikan jumlah tersebut masih di bawah 5,76 juta ton yang merupakan jumlah tahunan yang dibutuhkan Korea Utara untuk memberi makan rakyatnya.