IMAM Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar, melihat MTQ Nasional ke-30 di Samarinda, Kalimantan Timur, sebagai lebih dari sekadar ajang kompetisi bacaan Al-Qur’an.
“Ini bukan hanya soal membaca Al-Qur’an dengan indah. MTQ ke-30 harus dilihat sebagai katalisator bagi pembentukan generasi muda yang lebih Qur’ani,” ungkap Nasaruddin Umar dalam keterangannya hari ini.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berpendapat bahwa Kalimantan Timur memang telah menjadi pusat perhatian sebagai calon lokasi pemerintahan baru Indonesia. Tetapi, di balik proyek IKN yang diresmikan pada 17 Agustus lalu, keberhasilan provinsi ini dalam menyelenggarakan MTQ justru menunjukkan dimensi lain, yaitu kombinasi antara pembangunan fisik dan pembentukan karakter spiritual masyarakat.
Baca juga : MTQ Nasional ke-30 Diharapkan Tingkatkan Ekonomi Masyarkat Kaltim
“Saya kagum melihat bagaimana Kalimantan Timur mampu mempersiapkan dua acara besar secara berurutan yakni peresmian IKN dan gelaran MTQ tanpa mengorbankan kualitas salah satu di antaranya. Ini adalah bukti bahwa mereka siap, tidak hanya dalam hal infrastruktur, tetapi juga dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan di masyarakat,” tambah Nasaruddin.
Menurut Kiai Nasaruddin, MTQ Nasional kali ini tidak hanya menegaskan identitas religius Kalimantan Timur, tetapi juga membawa harapan akan lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an.
“Bayangkan, generasi yang tumbuh di tengah kota modern IKN, tetapi tetap dibimbing oleh nilai-nilai Al-Qur’an. Ini yang kita butuhkan untuk masa depan bangsa,” ujar Kiai Nasaruddin, yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas pelaksanaan MTQ Nasional ke-30.
Baca juga : MTQ Nasional ke-30 Dongkrak Ekonomi Kreatif Masyarakat
Keberhasilan Kalimantan Timur dalam menyelenggarakan MTQ Nasional dengan standar baru, menurut Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Jakarta ini, layak dijadikan tolok ukur bagi provinsi lain untuk perhelatan MTQ tingkat Nasional di masa depan.
“Rapi, matang, dan sangat inspiratif. Saya berharap momentum ini terus bergulir, bukan hanya sebagai agenda rutin, tetapi sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa yang lebih Qur’ani,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa MTQ di Kalimantan Timur bukan hanya ajang kompetisi bacaan, tetapi juga sebuah pesan bahwa spiritualitas harus tetap seiring dengan modernitas. Di tengah transformasi besar yang dibawa IKN, generasi muda Qur’ani menjadi harapan bagi kemajuan yang tetap berpijak pada nilai luhur. (RO)